London (ANTARA News) - KBRI Wina bekerja sama dengan Museum fur Volkerkunde menyelenggarakan "Community Day" mengakhiri pameran budaya Indonesia di museum tersebut dengan menampilkan lokakarya seni topeng dan seni memahat buah (fruit carving).
Acara yang digelar di Museum fur Volkerkunde (Museum Etnologi) di Wina itu dihadiri Friends of the Museum, warga masyarakat Indonesia dan warga setempat, ujar Sekretaris III KBRI Wina Luna Amanda Sidqi kepada ANTARA London, Rabu.
Dikatakannya, dua seniman Austria, Markus Kupferblum dan Renald Deppe yang berkarya dalam bidang seni topeng, memperkenalkan karya seni bertopeng asal Bali. Topeng-topeng yang diperkenalkan tersebut merupakan hasil karya seni Wayan Tanggu yang berasal dari daerah Singapadu, Bali.
Berbagai macam ekspresi wajah topeng yang awal digunakan untuk upacara keagamaan, dipergunakan Markus Kupferblum sebagai karya seninya dengan para seniman dan penyanyi untuk lebih memberikan penekanan ekspresi postur dan suara.
Menurut seniman tersebut, topeng-topeng diibaratkan sebagai kaca pembesar yang efeknya menggambarkan lebih jelas watak kehidupan manusia, berikut ekspresi emosinya sehingga hal ini sangat mempengaruhi penampilan di panggung.
Dengan dasar alasan tersebut karya seni bertopeng menjadi bagian yang paling penting dari proses pendidikan sekolah seni.
Dalam sesi interaktif, beberapa pengunjung memakai topeng-topeng dan menampilkan karakter sesuai dengan topeng, dibimbing oleh Markus Kupferblum.
Pada kesempatan yang sama juga diperkenalkan seni pahat buah untuk hiasan meja oleh I Made Suharta yang di Bali terkenal dengan karya-karya kreatifitas seni pahatnya.
Dengan menggunakan buah semangka, lobak labu kuning dan wortel, pengunjung mengikuti berbagai teknik yang diajarkan untuk membentuk hiasan bunga, daun dan burung.
Salah satu karya I Made Suharta yang ditampilkan adalah wajah barong dengan menggunakan buah semangka.
Anneliese Gattringer, salah seorang pengunjung mengakui acara ini sangat menarik dan untuk pertama kali melihat topeng-topeng Bali. Ia mengatakan bahwa topeng-topeng tersebut terlihat menakutkan.
Namun ia mendapat penjelasan bahwa topeng-topeng tersebut dapat digunakan untuk menampilkan karakter baik maupun jahat bahkan lucu.
Sementara dalam mencoba seni pahat buah untuk hiasan, ia mencoba membuat hiasan bunga yang sederhana dan berpendapat tidak semudah yang terlihat.
Dubes RI untuk Austria, I Gusti Agung Wesaka Puja, didampingi Sumantri Widagdo, kurator Museum Puri Lukisan Bali dan Dr Jani Kuhnt Saptodewo, kurator pameran di Museum fur Volkerkunde, menjelaskan lukisan karya I Nyoman Lempad dan Walter Spies yang dipamerkan sejak Februari lalu di museum itu.(*)
(T.H-ZG/P004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011