"Investor itu mau menanamkan modal, jika sistem perizinan dan keamanan terjamin. Di Pamekasan hal itu belum terjadi," kata Ketua Komisi B DPRD Pamekasan, Hosnan Achmadi, Jumat malam.
Hosnan mengemukakan hal ini menanggapi aksi penolakan sejumlah proyek besar di Kabupaten Pamekasan oleh sekelompok masyarakat dan rumitnya sistem perizinan di wilayah tersebut, sebagaimana sering menjadi keluhan para investor.
Aksi penolakan yang dilakukan masyarakat terakhir ialah pembangunan proyek penggilingan batu di Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, Pamekasan.
Puluhan warga di desa itu, Jumat (29/4) berunjuk rasa ke kantor DPRD setempat menolak proyek penggilingan batu dengan keberadaan proyek tersebut akan menyengsarakan warga. Padahal, kata Hosnan Achmadi, proyek itu sangat dibutuhkan.
Bahkan tahun-tahun sebelumnya banyak kelompok masyarakat yang mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah akan mendapatkan bantuan mesin penggiling batu.
"Nah ketika ada investor yang mau menanamkan modal untuk proyek penggilingan batu justru ditolak," katanya menambahan.
Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) Pamekasan ini menilai, jika cara-cara seperti itu akan terus terjadi, maka ia yakin para investor jelas tidak akan mau berinvestasi di Kabupaten Pamekasan.
Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Malang ini lebih lanjut menjelaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait persoalan tersebut, sehingga generasi muda Pamekasan tidak akan menjadi korban nantinya.
"Dampaknya memang tidak dirasakan sekarang, tapi nanti ketika para investor tidak lagi mau berinvestasi di Pamekasan," katanya menjelaskan.
Selain proyek penggilingan batu, proyek berskala besar lainnya yang juga bermasalah karena persoalan perizinan dan ditolak oleh masyarakat Pamekasan, seperti pembangunan hotel berbintang di pesisir pantai selatan Pamekasan.
"Berapa miliar uang investor harus terbuang, ketika warga menolak pembangunan hotel berbintang yang dibangun di pantai Tlanakan itu," katanya menjelaskan. (ZIZ/A027/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011