Samarinda (ANTARA News) - Dinas Perkebunan Kaltim melalui Bidang Perlindungan menggelar Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) untuk petani lada di Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, Provinsi Kaltim.
"Pelatihan ini dilaksanakan selama empat bulan atau kurang lebih 16 kali pertemuan," kata Kepala Bidang Perlindungan Dinas Perkebunan Kaltim Bambang F Fallah di Samarinda, Jumat.
Sekolah atau pelatihan bagi petani lada ini dilaksanakan sejak April dan akan berakhir hingga Agustus mendatang.
Materi yang diberikan mengenai pengetahuan pengendalian hama dan tatakelola tanaman lada.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus kemampuan para petani lada di Kecamatan Loa Janan, terutama dalam menangani atau mengendalikan hama yang menjadi pengganggu tanaman lada selama ini.
SL-PHT ini diikuti oleh 50 orang petani dari 2 kelompok tani. Yakni, Kelompok Tani Beringin Jaya dan kelompok Tani Mario dari Kecamatan Loa Janan KM 28 Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pola pembelajaran yang diberikan lebih banyak dilakukan dengan cara praktik atau pelatihan langsung, sedangkan teori diberikan hanya dasar-dasar mengenai tata kelola penanaman lada maupun pengendalian hamanya.
"SL-PHT difokuskan pada upaya pengendalian hama dan penyakit, karena penurunan produksi lada selama ini diakibatkan adanya gangguan organisme pengganggu atau hama yang hingga kini masih menghantui petani. Upaya pengendalian hama tersebut sangat sulit," katanya.
Namun, imbuh dia bahwa melalui SL-PHT ini diharapkan mampu menolong petani dalam mengelola kebun ke arah yang lebih intensif lagi.
"Sehingga, hasil yang diperoleh meningkat dibandingkan dengan sebelum mengikuti pelatihan ini," paparnya.
Selain di Loa Janan, Disbun Kaltim akan melaksanakan kegiatan yang sama di daerah Kecamatan Semoi dan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara selama dua bulan sejak April hingga Juni.
"Narasumber pada SL-PHT ini dari Disbun Kaltim, Balai Penelitian Industri (Balitri) Bogor, Dishutbun Kabupaten PPU dan PT Motaza (Pabrik Ladaku) Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara," ucap Bambang. (GFR/I014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011