Batam (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal Clurit yang memiliki panjang 40 meter, buatan putera-puteri Indonesia yang akan menambah armada mengamankan perairan Indonesia bagian barat.
"Dengan ini saya resmikan KRI Celurit," kata Menteri dalam upacara persemian KRI Clurit di Pelabuhan Kargo Batu Ampar Batam, Senin.
Menteri mengatakan KRI Clurit jenis kapal rudal cepat merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa yang bekerja di PT Palindo Marine, Batam.
"Dengan ini, NKRI memiliki kemampuan menjaga laut, tidak ada lagi sumbangan-sumbangan," kata Menteri.
Peluncuran KRI Clurit-40, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggungjawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi.
Apalagi, kata dia, selain memiliki kandungan SDA yang tinggi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.
"Ini sebagai mile stone menuju kemandirian indusri pertahanan," kata Menteri.
Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.
TNI AL, kata Menteri membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL memesan dua KCR-40, dan berencana memesan 20 lagi kapal dengan jenis yang berbeda.
KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.
Kapal pertama yang diproduksi PT Palindo Marine dinamakan KRI Clurit, mengambil filosofi senjata tradisional Madura.
Dari bentuknya yang menyerupai tanda tanya, memiliki arti orang Madura tidak pernah puas akan fenomena yang ada dan ulet juga semangat dalam mempertahankan harga diri. DIharapkan awak KRI Clurit memiliki jiwa yang sama dengan arti clurit dari bentuknya.
Awak KRI Clurit juga diharapkan bijaksana dalam menggunakan senjata, sesuai dengan filosofi clurit yang tajam di bagian tengah, yang artinya penggunaannya merupakan jalan terakhir dari persoalan mempertahankan harga diri dan agama.
Filosopi ini yang ditanam dalam KRI Celurit, dengan harapan semanga tempur membela harga diri akan tetap teranam.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011