Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 11 negara akan bertemu di Jakarta pada Mei 2011 untuk membahas berbagai permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan laut antarnegara.
"Saat ini memang banyak terjadi permasalahan di laut antarnegara. Kami sedang mempersiapkan pertemuan di Jakarta dengan menghadirkan 11 negara," kata Kepala Bidang Penyiapan Kebijakan Operasi Badan Koordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia, Sutriono di Kupang, Selasa.
Negara-negara yang diundang dalam pertemuan itu antara lain, Australia, Timor Leste, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, India dan Sri Lanka, katanya menjawab pertanyaan seputar peran Bakorkamla dalam menyikapi berbagai permasalahan di wilayah perairan antarnegara yang terjadi selama ini.
Di Nusa Tenggara Timur, misalnya, banyak nelayan tradisional yang ditangkap aparat keamanan Australia dengan tuduhan melanggar batas wilayah perairan Australia.
Padahal, para nelayan tradisional ini mungkin saja tidak mengetahui bahwa wilayah penangkapan biota laut sudah memasuki wilayah perairan negara tetangga itu.
"Nelayan ini tidak memiliki peralatan yang cangih. Mereka mungkin tidak mengetahui kalau sudah berada di wilayah perairan negara lain, tetapi juga masih ditangkap. Kasus-kasus seperti inilah yang juga akan dibicarakan," paparnya.
Dia memahami bahwa apa yang dilakukan pemerintah Australia adalah bagian dari kebijakan negara untuk memproteksi orang asing masuk ke negara itu, tetapi bagaimana jalan keluarnya agar para nelayan ini tidak dikorbankan.
Paling tidak, ada kontak person di setiap negara sehingga kalau ada permasalahan batas perairan antarnegara bisa dikomunikasikan dan mencari jalan keluar penyelesaian, kata Sutriono.
"Artinya dalam pertemuan nanti, kita sudah punya kontak person dengan Australia, Timor Leste, Malaysia, Filipina dan negara-negara peserta pertemuan lainnya sehingga setiap ada persoalan perbatasan langsung dikomunikasikan," ujarnya.(*)
(T.B017/C004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011