Beijing (ANTARA News) - Artis China bernama Ai Weiwei tetap tidak bisa dihubungi sampai Senin ini setelah polisi mencegah kritikus agresif Partai Komunis yang berkuasa itu saat hendak naik pesawat.

Penahanan terbaru ini menambah daftar panjang pembangkang menyusul serangkaian penangkapan oleh pemerintah guna membunuh setiap isyarat yang bakal menentang kekuasaan pemerintah, begitu masa transisi kekuasaan dilangsungkan akhir tahun 2012.

Sebagai seorang artis yang pernah pameran di Tate Modern London dan rutin berbicara kepada media Barat, Ai adalah figur paling dunia internasional dari sejumlah kritikkus yang ditahan pemerintah dua bulan lalu.

Senin ini Ai tidak bisa dihubungi, atau sekitar 24 jam setelah polisi mencegahnya menaiki pesawat yang menuju Hong Kong.

"Kami tidak memiliki keterangan apapun. Kami tidak tahu apa alasannya," kata seorang asistennya di studio Ai di Beijing, yang enggan menyebutkan namanya.

Dia mengatakan dirinya adalah salah seorang dari delapan orang pegawai studio milik Ai yang dibawa polisi untuk dimintai keterangan Minggu siang kemarin, bersama dengan istri Ai dan sopirnya yang kemudian juga ditahan.

Semua orang sudah dilepas, kecuali Ai, sedangkan studionya sudah beropersi kembali.

"Ai Weiwei tidak bersama kami. Kami tidak tahu di mana dia. Kami mengharapkan dia dibebaskan secepat mungkin," katanya kepada Reuters melalui telepon.

Ai rutin berurusan dengan pihak berwajib selama beberapa tahun lalu. Sang asisten studio mengaku tidak tahu apakah kali ini urusannya lebih serius.

Ai adalah salah satu artis kontemporer China paling terkenal. Karirnya berkaitan dengan protes untuk kebebasan artistik tahun 1979, kerja provokatifnya tahun 1990 dan rancangan stadion Bird's Nest untuk Olimpiade Beijing 2008.

Komentar, kegiatan dan karya seni untuk publiknya adalah termasuk sejumlah pidato paling keras danterang-terangan di China saat ini, di mana pemerintah mengontrol internet, sedangkan media tradisional membatasi masyarakat sipil.

Ai belum pernah secara resmi ditahan, meskipun sekian banyak melanggar hukum. Tahun lalu, dia dicegah meninggalkan China menjelang pemberian Hadiah Nobel Perdamaian untuk aktivis HAM terkemuka China, Liu Xiaobo.

Dia juga menjalani tahanan rumah tahun lalu setelah berbeda pendapat dengan pemerintah atas pembongkaran studionya di Shanghai.(*)

Neny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011