New York (ANTARA News) - Momok depresi kini menghantui para pekerja di kantor atau di pabrik. Depresi kini menjadi salah satu penyakit termahal di Amerika Serikat, karena menyedot biaya pengobatan mencapai 43 juta dolar AS setiap tahun.
Ketika seseorang mengalami depresi di tempat kerja, produktivitas melorot dan tingkat kehadiran di kantor menurun. Depresi kini menerpa 11 persen dari seluruh populasi Amerika Serikat, sebagaimana dikutip dari laman A Healthy Me.
Depresi masuk kategori penyakit mental. Depresi membuat seseorang tampak sedih mendalam dan kurang bersemangat ketika menjalankan aktivitas keseharian baik di kantor maupun di rumah.
Depresi tidak sama dengan gundah gulana, juga bukan kelemahan pribadi, karena itu dapat disembuhkan. Depresi dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan tahunan. Orang yang mengalami depresi dapat sembuh tanpa menjalani pengobatan.
Apa penyebab depresi? Stres yang menahun, rendah diri yang berlebihan, ketidakseimbangan hormon, putus asa dan tidak berdaya, terlalu berpola pikir negatif, penyakit jantung.
Berikut sejumlah fakta depresi di tempat kerja. Depresi menjadi salah satu dari tiga masalah yang kerap dialami para profesional, selain masalah keluarga dan stres. Kelompok perempuan pekerja relatif peka terpapar depresi.
Menurut studi Dr John Bostwick dari Mayo Clinic, dari 100 studi yang berhubungan dengan kasus bunuh diri dalam 30 tahun terakhir ini, depresi dituding sebagai salah satu penyebabnya.
Pasien depresi kerapkali enggan mencari pengobatan karena tidak ingin rahasia pribadinya diketahui orang lain. Banyak pekerja tidak menyadari bahwa mereka tengah mengidap depresi.
Gejala depresi sangat bervariasi dari orang ke orang. Di tempat kerja, gejala-gejala depresi antara lain penurunan produktivitas, lemahnya semangat bekerja, kurangnya kerjasama tim, tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, banyak karyawan yang mangkir, lemahnya konsentrasi bekerja, nyeri kepala dan penyalahgunaan narkoba bahkan kekerasan seksual.
Bagaimana tips menghadapi depresi? Pelajari ciri-ciri depresi dan cara penanganannya. Kenali sedini mungkin pekerja yang menunjukkan kemerosotan kinerja.
Kalau saja Anda terlibat dalam penanganan depresi kinerja karyawan, pastikan kerahasiaan pribadi karyawan bersangkutan, utamanya semua percakapan.
Amati secara seksama bahwa karyawan yang sedang mengalami depresi memerlukan jadwal kerja yang lugas selama menjalani pengobatan. Cari tahu kebijakan perusahaan Anda dengan menghubungi dokter spesialis sumber daya manusia.
Ingat bahwa depresi parah dapat mengancam nyawa karyawan, karena ia terus terdorong untuk melakukan bunuh diri. Dalam situasi itu, Anda dapat segera mencari seorang konselor sumber daya manusia.
Ingat juga bahwa depresi juga mengancam anggota keluarga, dari pasangan hidup bahkan anak-anak yang dapat menjadi korban pembunuhan dari mereka yang tengah mengalami depresi di tempat kerja.
Wah...depresi di tempat kerja? Jangan ah!
(*)
Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011