Denpasar (ANTARA News)- Sebanyak 6.000 ogoh-ogoh, boneka besar yang umumnya dengan wajah menyeramkan, akan diarak di wilayah desa adat di Bali pada malam pengerupukan, sehari menjelang Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1933 pada 5 Maret.

"Polda Bali bersama jajarannya akan mengantisipasi dan melakukan pengamanan ketat atas ritual pengusungan ogoh-ogoh yang berlangsung sejak Jumat (4/3) petang hingga larut tengah malam itu," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar di Denpasar, Rabu.

Ia menyebutkan, upaya pengamanan ketat itu dilakukan pihaknya untuk menghindari timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan.

Dikatakan, upaya pengamanan pada malam pengerupukan itu juga dilakukan pihaknya bersama-sama dengan petugas keamanan desa adat (pecalang), dengan harapan arak-arakan ogoh-ogoh dapat terlaksana dengan baik.

Petugas telah melakukan pendataan terhadap kelompok anak-anak muda (sekaa teruna-teruni) yang telah membuat ogoh-ogoh untuk diusung pada malam pengerupukan terkait Nyepi tahun ini.

Dari pendataan tersebut, terhitung sekitar 6.000 buah ogoh-ogoh telah dibuat warga tersebar di desa atau atau pekraman pada delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini, ujarnya.

Karya seni generasi muda Bali itu akan diarak keliling desa pekraman, sebelum dipralina (dibakar) pada larut malam.
(I006/P004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011