...dalam dua minggu Persib bisa memperoleh dana segar Rp20 miliar.
Bandung (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, Persib Bandung adalah contoh klub sepakbola di Indonesia yang "bersih" karena biaya operasionalnya tidak lagi didanai APBD.

"Kami tadi berdiskusi dan mencari info tentang larangan pemakaian APBD dalam klub sepakbola dengan Pak Dede Yusuf. Dan itu ternyata bisa, salah satunya dilakukan oleh Persib Bandung," kata Staf Bidang Pencegahan KPK Dian Patria di Bandung, Kamis.

Dian yang datang bersama tiga rekan lainnya dari KPK sengaja menemui Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf untuk melakukan pengkajian soal pendanaan Persib tersebut.

Menurutnya, selain Persib, tiga klub lainnya juga dianggap "bersih" dari APBD, yakni Semen Padang, Pelita Jaya, dan Arema Malang.

"Dari sana, kami bisa mendorong ke daerah lain untuk mencontoh apa yang dilakukan Persib. Selepas dari APBD, dalam dua minggu Persib bisa memperoleh dana segar Rp20 miliar. Ini yang mesti dicontoh daerah lain," katanya.

Untuk itu, kata Dian, dana APBD bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih dirasakan dan dibutuhkan masyakarakat seperti pendidikan dan kesehatan.

Ia menjelaskan, dana APBD yang disedot klub-klub profesional itu sangat besar, padahal dana itu bisa dianggarkan untuk hal-hal penting demi kepentingan publik.

"Sementara hak rakyat untuk pendidikan dan kesehatan sangat kecil. Jadi klub harus mandiri. Tidak boleh ada lagi dana dari APBD untuk klub-klub profesional," katanya.

Mulai 2013, semua klub sepakbola profesional di Indonesia tidak boleh lagi menggunakan dana APBD.

Dede Yusuf yang juga Duta Persib bersyukur saat ini Persib Bandung sudah tidak tergantung lagi kepada dana APBD.

"Jadi tadi itu, KPK datang ke kami. Mereka berdiskusi tentang langkah-langkah Persib lepas dari APBD. Jadi Persib tidak mungkin dan mustahil untuk menerima dana APBD lagi," kata Dede.

Dede mengungkapkan adalah tidak terlalu sulit bagi Persib untuk lepas dari APBD karena klub ini berperingkat tertinggi dan dari sisi bisnis 'sangat menjual'.

"Yang saya khwatirkan adalah klub-klub lain yang kurang menjual. Saya mengkhawatirkan, klub-klub tersebut jika lepas dari APBD akan kolaps," kata Dede.(*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011