Bandung (ANTARA News) - Tim "Maung Bandung" Persib terancam bertanding di Kota Bandung tanpa penonton sepanjang musim kompetisi bila tidak ada komitmen bobotoh untuk menjaga situasi keamanan.

"Bila tidak ada jaminan dan komitmen menjaga Kamtibmas dari bobotoh kemungkinan kita menggelar pertandingan tanpa penonton sepanjang musim kompetisi ini," kata Sekretaris Panpel Persib Bandung, Budi Bram ketika dihubungi ANTARA di Bandung, Jumat.

Seperti pada pertandingan melawan Pelita Jaya di Stadion Siliwangi, Minggu (6/2), Persib hanya mendapat izin menggelar pertandingan tanpa penonton.

Ia tidak bisa menjamin kapan Persib bisa kembali menggelar pertandingan di Bandung. Bahkan Polres Bandung terang-terangan tidak akan mengizinkan pertandingan Persib di wilayah Kabupaten Bandung atau di Stadion Si Jalak Harupat.

"Bila tidak ada komitmen dari bobotoh sulit untuk bisa menggelar pertandingan dengan kehadiran penonton di Bandung, bahkan di kota lain di Jawa Barat juga sama," kata Budi Bram.

Ia menyebutkan, Persib mengalami kerugian cukup besar secara moril karena tidak bisa menggelar pertandingan dengan kehadiran penonton buntut aksi anarkis oknum penonton pada pertandingan Persib melawan Arema Malang (23/1).

Tim juga dirugikan karena mereka harus bertanding tanpa dukungan dari bobotoh yang selama ini mereka butuhkan untuk bangkit dari papan bawah klasemen sementara LSI.

Sedangkan dari sisi materi, jelas Persib mengalami kerugian besar karena tidak mendapat masukan dari penjualan tiket. Sedangkan biaya penyelenggaraan tetap sama.

"Pemasukan tiket bagi Persib sangat diperlukan, artinya kami kehilangan pendapatan potensial. Padahal biaya pertandingan sama," kata Bram.

Ia menyebutkan, biaya menggelar pertandingan di Stadion Siliwangi Bandung rata-rata Rp200 juta setiap pertandingan. Dengan pertandingan tanpa penonton itu, Panpel Persib jelas gigit jari.

Sementara itu, Panpel Persib saat ini fokus untuk pertandingan Persib melawan Pelita Jaya di Stadion Siliwangi Kota Bandung, Minggu (6/2) mendatang.(*)
(U.S033/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011