Analis bidang sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin mengatakan, harga minyak mentah WTI kembali naik, ditutup di 89,34 dolar AS, Kenaikan harga minyak mentah WTI menjadi pendorong pasar Asia termasuk Indonesia.
"Kenaikan minyak mentah WTI biasanya menjadi dorongan positif pasar Asia. Kami perkirakan rupiah akan bertahan pada kisaran Rp.9.030 s.d Rp.9.040 pada perdagangan hari ini."
Namun, kata dia, kondisi perdagangan hari ini tampaknya sepi dan pasar tidak akan mengalami situasi panik karena investor melepas posisi mereka menjelang rilis data inflasi besok dan libur Tahun Baru China.
Ia menambahkan, dari dalam negeri pelaku pasar akan mencermati data ekonomi yang akan dirilis pekan ini yaitu inflasi Januari dan suku bunga acuan (BI Rate).
Pelaku pasar, kata dia, sepertinya sudah tidak terpengaruh negatif dari lembaga pemeringkat Standard & Poor`s yang memangkas peringkat kredit Jepang untuk pertama kalinya sejak tahun 2002.
Selain itu, lanjut dia, mata uang dollar AS melemah perlahan di sesi perdagangan Asia. Volume transaksinya juga relatif minim. Tidak ada data penggerak dalam waktu dekat dan `event` yang membuat dolar menguat signifikan.
"Minggu lalu, kegagalan penguatan dolar AS kembali terjadi, bersama dengan memburuknya data makro ekonomi yang memberikan dampak pergerakan turun untuk mata uang tersebut," katanya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011