Untuk dalam negeri belum ada faktor penting yang menjadi perhatian, karena faktor eksternal cukup deras perhatian yakni laju inflasi AS

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan terkoreksi, masih dibayangi meningkatnya imbal hasil (yield) obligasi AS yang kini mencapai level 1,6 persen.

Rupiah ditutup melemah 60 poin atau 0,42 persen ke posisi Rp14.360 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.300 per dolar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin di Jakarta, Senin, mengatakan, tekanan masih dialami rupiah di mana hal yang sama juga terjadi dengan mata uang utama dunia lainnya.

"Kenaikan yield obligasi AS menjadi pemicu penguatan dolar selama pekan kemarin mencapai 1,2 persen. Ditambah lagi harapan pasar akan stimulus AS yang makin melimpah di pasar keuangan karena banyaknya peredaran mata uang di pasaran," ujar Nanang.

Baca juga: Rupiah awal pekan diprediksi merosot, tertekan imbal hasil obligasi AS

Hal tersebut, lanjut Nanang, memberi dorongan tersendiri bagi dolar bahwa proses pemulihan ekonomi AS lebih cepat dibandingkan negara maju lainnya.

Stimulus fiskal AS senilai 1,9 triliun dolar AS telah diloloskan oleh Senat. Selanjutnya, pengesahan akan dilakukan oleh Kongres AS dan dikirimkan kepada Presiden Joe Biden untuk ditandatangani sebelum batas waktu 14 Maret 2021 dan memperbaharui program bantuan sebelumnya.

Menurut Nanang, kini rupiah cukup sulit untuk kembali bergerak di bawah Rp14.200 per dolar AS. Saat ini potensi terdekat rupiah adalah untuk mengejar area resisten Rp14.400 dan Rp14.450, serta yang paling krusial Rp14.500. Sedangkan untuk support di Rp14.310 dan Rp14.250.

Baca juga: Dolar menguat tajam, terdongkrak prospek ekonomi dan obligasi AS

"Untuk dalam negeri belum ada faktor penting yang menjadi perhatian, karena faktor eksternal cukup deras perhatian yakni laju inflasi AS," kata Nanang

Dari domestik, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi membaik. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2021 sebesar 85,8, sedikit meningkat dari 84,9 pada Januari 2021.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.335 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.335 per dolar AS hingga Rp14.380 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menunjukkan rupiah melemah Rp14.390 per dolar AS, dibandingkan posisi pada Jumat (5/3) lalu Rp14.371 per dolar AS.

Baca juga: Harga emas kian terpuruk, berada di bawah 1.700 dolar AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021