Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengajak Komunitas Motor se-Tanjung Pinang dan Bintan bisa menerapkan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI  dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat mereka berkendara.

Hidayat percaya, jika Empat Pilar MPR RI hadir di jalanan, situasi dan kondisi berlalu lintas akan semakin membaik.

"Tidak ada kebut-kebutan, tawuran apalagi fitnah dan caci maki. Dan itu artinya empat pilar sudah dibumikan, bukan hanya di gedung, tapi juga di jalanan," kata HNW dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Bamsoet-Nanan Soekarna bahas dinamika dan tantangan Polri

Pernyataan itu disampaikan HNW pada acara Temu Tokoh Nasional, yang berlangsung di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Bintan, Sabtu (17/10). Acara tersebut merupakan kerjasama MPR dengan Bintan Max Owner.

Menurut HNW, di jalan itu sesungguhnya satu meski tujuan dan jenis kendaraannya berbeda karena kita adalah Bhinneka Tunggal Ika.

"Kita adalah Pancasila makanya kita harus berlaku baik, saling menghormati dan menghargai," ujarnya.

HNW mengatakan, Indonesia sangat bhinneka dan kaya, suku serta bahasa sangat banyak dan beragam, itu semua bagian dari karunia Allah.

Menurut dia, saat ini Indonesia diwariskan pada semua masyarakat, jadi harus menjaga Indonesia agar menjadi jaya, raya, merdeka, adidaya.

"Bukan negara terjajah, miskin, dan terpecah-belah. Karena itu saya mengajak para bikers untuk menjaga Indonesia jangan sampai terpecah-belah," katanya.

HNW mengatakan, Indonesia dibangun di atas nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan seluruh rakyat, seperti cerdik cendekia, tokoh agama, rakyat biasa hingga para raja, semua berpartisipasi membantu perjuangan Indonesia.

Menurut dia, salah satu kaum bangsawan yang ikut membantu mewujudkan kemerdekaan Indonesia adalah Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II yaitu Sultan ke -12, Kesultanan Siak Indrapura.

"Sultan Syarif Kasim II dikenal sebagai raja yang pro terhadap perjuangan Indonesia, salah satu buktinya, Sultan Syarif Kasim II menyatakan bahwa Kesultanan Siak merupakan bagian dari wilayah NKRI. Dia menyumbangkan hartanya sejumlah f 13 juta Gulden atau Rp1,3 triliun kepada pemerintah Indonesia dan juga menyerahkan mahkota raja untuk disumbangkan kepada pemerintah Indonesia," katanya.

HNW mengatakan sejarah seperti itu harus disebarluaskan khususnya kepada generasi muda agar paham bahwa Indonesia merdeka, merupakan buah perjuangan dan pengorbanan seluruh warga negara.

Harapannya menurut dia, setelah generasi muda mengetahui sejarah, ini maka timbul rasa makin cintanya pada negara.

Baca juga: Bamsoet: Modernitas kesempatan perempuan aktif dalam pembangunan
Baca juga: Pimpinan MPR: Pemahaman keliru tentang vaksin COVID harus diluruskan


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020