Lettoan merupakan salah satu prosesi adat masyarakat Toraja yakni rambu tuka yang pada saat itu juga di lakukan sekaligus acara mangrara banua yaitu syukuran. Syukuran tersebut untuk selesainya pembangunan rumah jabatan (rujab) Bupati Tana Toraja, Ketua DPRD Tana Toraja dan Kepala Kejaksaan Negeri Tana Toraja.
Beragam jenis arak-arakan Lettoan yang berasal dari sejumlah kecamatan dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup pemkab Tana Toraja berjalan mengitari kolam lakipadada yang terletak di pusat pemerintahan Tana Toraja.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang menyaksikan kegiatan itu menyempatkan diri dan turun dari panggung kehormatan untuk memberikan apresiasi pada salah satu peserta Lettoan dengan memberikan beberapa lembar uang sebagai bentuk penghargaan terhadap pegelaran budaya masyarakat Tana Toraja.
Masyarakat Toraja di lokasi penyelenggaraan kegiatan budaya itu terlihat berbaur dengan kalangan jurnalis, fotografer, serta para wisatawan domestik yang memadati jalur arak-arakan simbol falsafah masyarakat Tana Toraja itu.
Dalam arak-arakan lettoan itu ada yang disebut Saritatolamban yakni bagian lettoan berbentuk tangga yang melambangkan doa dan harapan yang menginginkan kehidupan senantiasa lebih baik seperti anak tangga yang selalu naik ke atas.
Terlihat juga dalam arak-arakan itu simbol matahari yang melambangkan sumber cahaya kehidupan masyarakat Toraja.
Lettoan itu juga biasanya banyak dihiasi dengan bunga tabang yang diartikan sebagai sebuah simbol kesuksesan dalam kehidupan masyarakat Toraja.
Sebelumnya, upacara kegiatan pariwisata nasional "Lovely December" di laksanakan di Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan dalam sebuah acara seremoni yang menampilkan atraksi budaya mengarak lettoan dan kesenian. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
salam,
ato | http://www.toraja-tourism.com