Federer, mantan juara ganda pada turnamen yang sama, mencapai final dengan mengalahkan petenis Prancis Jo-Wilfried Tsonga 6-3, 7-6 (7/2).
Nadal harus berjuang menghadapi demam sepanjang pekan di Doha dan membutuhkan perawatan di tepi lapangan pada Jumat saat ia tertinggal 0-5 pada set kedua.
Petenis nomor satu dunia itu tampak lelah dan sakit saat ia mengalami kekalahan dari Nikolay Davydenko.
Hasil tersebut terasa luar biasa sejak cedera pergelangan tangan membuat Davydenko tidak pernah mencapai final dalam 19 turnamen sejak ia mengalahkan Nadal di Qatar tahun lalu.
Namun Nadal tidak tampak sehat untuk bertanding.
Petenis Spanyol itu, yang menderita demam sepanjang pekan, pucat, lamban dan berkeringat. Ia yang biasanya menggempur dan membombardir lawannya agar menyerah, tidak mampu menjalani pertandingan yang berat secara fisik itu.
Ekspresinya semakin buruk saat Davydenko melangkah masuk dan menghasilkan "winner" demi "winner".
"Saya tidak punya apa-apa. Permainan saya tidak keluar. Saya merasa lebih lelah dibanding biasanya," katanya setelah memanggil dokter di tepi lapangan. Jawaban datang: "Untuk sekarang kita tidak bisa berbuat apa-apa."
Tidak ada yang bisa dilakukan Nadal, kecuali kalah dengan kecewa.
Ia jelas tidak memperkirakan akan seburuk itu setelah berjuang melewati tiga pertandingan dengan relatif sukses meskipun mengkonsumsi anti biotik.
"Saya demam beberapa hari lalu, sehingga setiap hari saya kira saya akan merasa sedikit lebih baik," katanya.
Nadal juga mengakui bahwa kombinasi penyakitnya dan anti biotik mungkin menyebabkan permainan dia kehilangan tenaga tetapi yakin yang lebih penting adalah "mempertahankan ritme yang benar untuk pekan-pekan berikutnya."
Nadal masih punya sembilan hari sebelum Australia Terbuka, sisi baik dari kekalahan itu adalah, ia punya sedikit waktu lebih lama untuk memulihkan diri dari penerbangan dan melakukan aklimatisasi terhadap suhu di Melbourne, demikian AFP.
(F005/A008/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011