Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, menegaskan bahwa kerja sama riset kelautan antara Indonesia dan Amerika Serikat yang sempat menuai kritik, murni untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
"Pada awalnya banyak yang mengkritik sehingga saya terpaksa menjelaskan," kata Fadel dalam acara telekonferensi dan diskusi tentang kerja sama kelautan Indonesia-AS di Jakarta, Jumat.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, kritik itu antara lain menganggap bahwa dengan kerja sama tersebut Indonesia telah membeberkan isi data tentang laut Indonesia kepada AS.
Menurur Fadel, pandangan seperti itu tidak benar karena riset ini murni dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan. "Kita tidak bisa lagi menyimpan ilmu pengetahuan menjadi milik kita sendiri," katanya.
Ia juga mengatakan, kerja sama ini juga melibatkan banyak pihak dari ilmuwan Indonesia sehingga hasil eksplorasi itu bukanlah milik salah satu pihak saja tetapi untuk disebarluaskan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dunia.
Menurut dia, pihak Indonesia malah mendapatkan banyak manfaat seperti tidak lagi harus berangkat dari "titik nol" dalam melakukan eksplorasi.
Selain itu, Fadel juga menungkapkan keinginannya untuk mengembangkan kerja sama berikutnya apalagi setelah banyak anggaran Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) yang dialokasikan dalam riset.
Sementara itu, pembicara lainnya Duta Besar AS untuk RI, Scot Marciel, mengatakan, kerja sama riset kelautan Indonesia-AS itu sebagai implementasi dari kemitraan komprehensif baru yang telah disepakati baik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Presiden Barack Obama.
Dubes AS menjelaskan, bentuk implementasi itu berupa "joint exploration" Indonesia dan AS di kawasan kelautan sekitar utara Sulawesi antara lain untuk menemukan berbagai spesies baru, memetakan landaian samudera, dan meningkatkan kooperasi positif antara kedua bangsa.
Dalam acara tersebut juga dihadirkan Kepala NOAA (Badan Riset Samudera AS) Jane Lubchenko dan Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal, melalui jaringan telekonferensi langsung dari Washington DC, Amerika Serikat.
Lubchenka mengemukakan, kerja sama yang telah dilakukan pada periode Juni-Agustus 2010 itu dilaksanakan dengan berdasarkan semangat menjelajahi tempat yang belum pernah dijelajahi dan dengan memadukan kekuatan kedua negara ("the power of 2").
Sedangkan Dino Patti Djalal menyatakan, kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan antara Indonesia-AS perlu lebih ditingkatkan karena memiliki banyak manfaat bagi dunia.
Dubes RI juga mengatakan, masa depan Indonesia akan lebih banyak terletak pada mereka yang memiliki pemahaman yang mendalam akan sains ("scientific literacy").
(M040/S026)
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
yg jelas harus bisa jaga kedaulatan deh ..... dan selalu cek perlengkapan kapal asing, takutnya ada alat illegal !