Plt BP3 Jawa Timur di Trowulan Aris Sofian, Selasa mengatakan, saat ini BP3 masih melakukan penyelidikan dengan melakukan penggalian di lokasi temuan tersebut.
"Kami masih melakukan penggalian untuk melakukan pembuktian apakah lokasi tersebut berupa candi atau bukan karena melihat ciri - ciri yang ada kami yakin lokasi tersebut bukan candi melainkan pondasi rumah pada zaman Kerajaan Majapahit," katanya.
Ia mengemukakan, kalau pondasi candi biasanya berbentuk segi empat dan pada lokasi yang digali kali ini berupa persegi panjang dengan ukuran dua kali tiga meter.
"Itu merupakan pondasi bagian rumah dan untuk membuktikannya kami akan melakukan penggalian di lokasi tersebut sampai dengan akhir pekan ini," katanya.
Ia mengemukakan, pada akhir pekan ini baru bisa dipastikan apakah lokasi tersebut memang benar - benar merupakan candi atau hanya pondasi rumah zaman Kerajaan Majapahit.
"Setelah diketahui peninggalan tersebut, kami akan melakukan pemeriksaan lokasi lain yang mungkin ditemukan benda peninggalan serupa," katanya.
Ia menyebutkan, di kawasan tersebut juga ada dua lokasi punden yang diduga sebagai tempat peribadatan umat Hindu pada zaman Kerajaan Majapahit.
Saat ditanya tentang adanya guratan lambang berbentuk bintang sudut delapan yang ditemukan di atas bata dirinya mengatakan itu adalah mainan anak yang terbuat dari tanah liat yang dibakar dan sering disebut terakota.
"Guratan lambang tersebut tidak bermakna apapun, selain sebagai penanda bahwa bata tersebut merupakan produk seseorang," katanya.
Selain itu, beberapa temuan lainnya yakni pecahan genting, lampu berbentuk seperti asbak yang terbuat dari tanah liat (celupak), dan juga fragmen jambangan air.
Bila dibandingkan dengan situs yang ditemukan di Kota Trowulan, temuan kali ini diduga kuat berasal dari akhir zaman Kerajaan Majapahit.(*)
(T.A040/I007/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011