"Bromo tetap menjadi andalan objek wisata Jatim. Oleh karena itu, kami tetap menjadikannya sebagai ikon `Visit East Java 2011`," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Jarianto, di Surabaya, Senin.
Menurut dia, fenomena letusan Gunung Bromo ternyata mampu menarik minat wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Bahkan, dia memastikan jumlah wisatawan yang datang ke Gunung Bromo menjelang dan setelah pergantian tahun lebih banyak ketimbang momen yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
"Kami dapat informasi jumlah wisatawan pada tahun baru 2011 lebih banyak dibandingkan tahun 2010. Namun, datanya baru masih akan kami ambil di BPS (Badan Pusat Statistik)," kata Jarianto.
Ia mengakui meningkatnya aktivitas Gunung Bromo mengakibatkan sarana dan prasarana menuju objek wisata tersebut terganggu.
"Jalan menuju ke sana juga tertutup abu. Demikian juga hotel dan restoran. Belum lagi, larangan bagi wisatawan agar tidak mendekat ke kawah," katanya mencontohkan.
Namun semua itu, lanjut dia, sama sekali tidak menyurutkan minat wisatawan untuk mendatangi objek wisata gunung api berketinggian 2.392 meter dari permukaan air laut itu.
Sementara itu, sejak aktivitas Gunung Bromo meningkat pada 24 November 2010 hingga kini tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Letusan Gunung Bromo hanya mengakibatkan 26 binatang ternak milik warga sekitar yang mati, terdiri atas 24 ekor sapi dan dua ekor kambing.
Peristiwa tersebut juga mengakibatkan beberapa rumah warga rusak akibat tertimbun abu vulkanik.(*)
(T.M038/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011