Surabaya (ANTARA News) - Tropical Diseases Center (TDC) Universitas Airlangga Surabaya bekerja sama dengan PT Indofarma (Persero) mengembangkan alat kontrasepsi Keluarga Berencana untuk pria.
"Alat kontrasepsi untuk pria itu berasal dari ekstrak Gandarusa," kata peneliti dan dosen Departemen Farmakognisi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Unair Dr Bambang Prajogo Eko W. MS di Surabaya, Rabu.
Acara peluncuran kontrasepsi pria itu dihadiri Direktur PT Indofarma (Persero) Soedibjo dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Sugiri Syarief di kampus setempat.
"Yang membuat alat kontrasepsi berbentuk tablet itu istimewa adalah target penggunanya. Jika sebelumnya alat kontrasepsi lebih banyak menyasar kepada perempuan, seperti misalnya spiral, vasektomi, pil KB, dan lain sebagainya, tapi tablet ekstrak Gandarusa itu khusus laki-laki," katanya
Menurut dia, dengan alat kontrasepsi itu, maka tidak hanya perempuan yang sekarang bertanggung jawab ikut KB, melainkan laki-laki juga tanpa perlu takut atau ragu ikut KB.
"Di dalam sperma pria terdapat tiga macam enzim yang berfungsi untuk menembus sel telur. Khasiat dari ekstrak Gandarusa adalah menghambat enzim tersebut sehingga sperma tidak dapat menembus sel telur," katanya.
Dengan demikian, sperma tidak dapat membuahi sel telur dan tidak akan terjadi kehamilan pada perempuan dengan obat KB untuk laki-laki yang pertama di dunia itu.
"Sampai saat ini, kami belum menemukan referensi yang menyebutkan ada obat KB untuk laki-laki, selain temuan tersebut," katanya.
Saat ini, obat KB untuk pria tersebut sedang menjalani uji klinis dan pengembangan produknya diserahkan kepada Indofarma yang akan membeli ke BKKBN untuk disebarkan ke seluruh Indonesia.
"Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama pada kaum laki-laki, terhadap pentingnya program KB. Yang paling penting, produk ini menggunakan sumber daya alam asli Indonesia," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala BKKBN Pusat Sugiri Syarief berharap alat kontrasepsi tersebut bisa diproduksi secara massal oleh Indofarma pada tahun 2011.
Selain itu, ada kemungkinan alat kontrasepsi tersebut bisa dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Tentunya, setelah ada penelitian soal efektifitas dan efeknya," katanya.(*)
(T.E011/D010/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010