Liwa, Lampung (ANTARA News) - Ratusan hektar tanaman padi di Lampung Barat gagal panen, akibat hama pengaruh cuaca ekstrim.
"Sejak terjadinya cuaca ekstrim tanaman padi saya berupah menguning, setelah itu membusuk dan mati, kondisi ini membuat petani merugi," kata petani, di Kecamatan Sukau, Lampung Barat, Winarsono (39) sekitar 298 Km dari Bandarlampung, di Sukau, Jumat.
Dia menjelaskan, kerusakan tanaman padi petani mencapai ratusan hektar lebih.
Menurut dia, himbauan yang diberikan pemerintah telah dilaksanakan, tetapi hasil yang didapat malah sebaliknya.
"Kami pernah mengeluh tentang kondisi tanaman padi kami, tetapi terkesan pemerintah diam, dan hasilnya seperti ini, tanaman padi kami rusak dan gagal panen," kata dia lagi.
Kemudian lanjut dia, sejak terjadinya cuaca ekstrim pemerintah belum melakukan investigasi ke lapangan dampak dari cuaca tersebut.
Lalu lanjut petani itu, akibat kesal mengalami gagal panen, petani membakar seluruh tanaman padi.
"Kerugian petani padi akibat gagal panen mencapai ratusan juta, kami tidak tahu harus berbuat apa, karena seluruh modal pertanian sudah dialokasikan semua, dan hasil sama sekali nihil," katanya.
Akibat cuaca ekstrim yang terjadi berdampak terhadap tanaman padi petani di Lampung Barat, pasalnya padi yang hampir panen tersebut gagal panen akibat tanaman tersebut menguning dan membusuk.
Menurut penuturan petani setempat, perubahan akan tanaman telah dilaporkan pemerintah, sayangnya petugas lamban menagani kondisi yang dikeluhkan petani, akibatnya tanaman padi yang hampir panen, rusak dan gagal panen.
Terdapat ratusan hektar tanaman padi milik petani rusak, akibatnya petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Kekesalan petani akibat rusaknya tanaman padi tersebut, beberapa petani membakar seluruh tanaman padi, wujud dari kekecewaan mereka.
Petani menyayangkan lambatnya penanganan petugas pertanian, untuk mengatasi masalah yang dihadapi petani, sehingga gagal panen yang ditakutkan sejak awal benar benar terjadi.
Saat ini yang bisa dilakukan petani hanya menunggu bantuan dari pemerintah, baik bibit juga bantuan modal, sehingga petani dapat menanam padi kembali.
Petani lain, Marwoto (44) mengatakan, petani mengharapkan bantuan dari pemerintah.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, karena saat ini kami tidak ada modal untuk mengolah sawah kami kembali, dan kondisi ini jelas akan mempengaruhi perekonomian kami," kata dia.
Dia menjelaskan, seharusnya pemerintah dapat melihat lahan yang gagal panen, sehingga antisipasi selanjutnya dapat dilakukan.
"Kami mengharapkan bantuan dari pemerintah baik bibit padi, maupun modal untuk bertanam padi kembali, selain itu, pemerintah juga dapat tanggap akan keluhan petani, bila mengalami masalah pada tanaman sehingga kejadian gagal panen tidak terulangi lagi," katanya. (ANT-049/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010