Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin pagi bertahan pada Rp8.905-Rp8.915 per dolar AS, karena pelaku pasar hati-hati masuk pasar dan mereka belum melakukan aksi beli maupun lepas terhadap kedua mata uang itu.
Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin mengatakan bahwa aktivitas pasar masih lesu, karena pelaku belum masuk pasar mereka menunggu tambahan dana paket stimulus AS.
Bank sentral AS akan mengeluarkan dana paket stimulus itu dengan membeli obligasi pemerintah sebesar 600 miliar dolar AS, katanya.
Rully Nova mengatakan, faktor fundamental ekonomi makro Indonesia makin baik dan stabilnya bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada level 6,5 persen sebenarnya dapat memicu rupiah.
BI kembali melakukan intervensi pasar sehingga rupiah hampir tidak dapat bergerak dan berada dalam kisaran yang sempit, ucapnya.
Menurut dia, lesunya aktivitas pasar juga berkaitan dengan letusan Gunung Merapi, sehinga banyak pelaku pasar lokal yang keluar meninggalkan pasar.
Pelaku pasar lokal khawatir dengan keluarga mereka yang tinggal di daerah Yogya dan Mentawai, Padang Sumatra Barat akibat bencana alam yang terjadi akhir-kahir ini, katanya.
Menurut dia, rupiah tidak akan bergerak jauh masih tetap dalam kisaran yang sempit, setelah mengalami kenaikan yang tipis pada akhir pekan lalu.
"Kami optimistis rupiah masih berada dalam kisaran sempit, karena sebagian pelaku pasar masih berdiam diri, mereka belum meningkatkan aktifitasnya di pasar," katanya.
Bursa Wall Street sendiri, menurut dia juga masih belum ramai, meski data pengangguran AS cenderung stabil yang diperkirakan akan memicu saham-saham Wall Street membaik.
Sebagian pelaku asing itu di bursa Wall Street masih menahan diri mereka menunggu pemerintah mengeluarkan dana tambahan paket stimulus tersebut, ucapnya menambahkan.
(T.h-CS/B013/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010