KRI Imam Bonjol-383 tersebut telah diperbantukan sejak Jum`at (29/10) di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan mengirimkan 50 personil Marinir dari Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) II yang berangkat dari Jakarta, di bawah Komando Letkol Laut Yohannes Jarnako.
"Kita saat ini telah meninggalkan Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan kembali melakukan tugas kita untuk mengamankan perairan sebelah selatan kepulauan Indonesia, demi terjaganya Negara Kesetuan Republik Indonesia (NKRI), kata Yohannes.
Dengan tidak beroperasinya KRI Imam Bonjol tersebut, saat ini tinggal tiga KRI yang diperbantukan untuk transportasi laut menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai, yakni KRI Gilimanuk-531, KRI Teluk Cirebon -543,serta KRI Teluk Manado-543.
Penarikan KRI Imam Bonjol tersebut dibenarkan oleh Kepala Administrasi Pelabuhan (Adpel) II Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat, Purnama Meliala.
Purnama mengatakan,"saat ini KRI Imam Bonjol memang telah ditarik dan dikembalikan ke fungsi sebenarnya menjaga perairan nusantara, karena memang fungsi KRI ini agak berbeda dengan tiga KRI lainya," katanya.
"KRI Imam Bonjol tidak dapat mengangkut relawan dan logistik secara banyak, karena memang fungsi utamanya untuk pengamanan, sedangkan tiga KRI lainya dapat mengangkut logistik dan relawan secara banyak, sehingga masih dibutuhkan untuk beroperasi di Mentawai," kata Purnama.
Tiga KRI yang masih beroperasi tersebut digunakan untuk menyalurkan bantuan dari dua pelabuhan yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat, yakni Pelabuhan Teluk Bayur, dan Pelabuhan Bungus, serta penarikan relwan yang saat ini masih ada sebanyak 170 orang dari Kabupaten Kepulauan Mentawai menuju Kota Padang di luar TNI dan Polri.
(T.ANT-205/J006/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010