Kuningan (ANTARA News) - Wisata alam Cibulan, Kuningan, Jabar, tampaknya makin diminati wisatawan karena menyajikan atraksi ikan "Kancara Putih" atau disebut juga ikan "dewa" dan tujuh sumur yang diyakini petilasan Prabu Siliwangi.
"Ratusan pengunjung terutama pada hari libur berkunjung ke wisata alam Cibulan, disamping menyaksikan atraksi ikan kancara putih juga orang mengambil air di tujuh sumur (mata air)," kata seorang pawang ikan kancara putih Pulung di Cibulan, Senin.
Menurut dia, ikan kancara putih disebut juga ikan kramat. Pengunjung bisa mandi di kolam dan "bercanda" dengan ikan-ikan tersebut. Pengunjung bisa juga diabadikan dengan cara mengangkat ikan beberapa saat.
"Ada sepuluh ekor yang bisa diangkat ke permukaan karena sering dipijat-pijat dan dielus-elus," katanya.
Menurut dia, khusus hari Minggu banyak pengunjung yang ingin diabadikan, terutama anak-anak dan ibu-ibu.
"Mengenai jumlahnya pasti tidak pernah dihitung, tetapi yang diduga jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Jumlahnya tampaknya tidak pernah bertambah dan berkurang. Waktu dikuras ternyata banyak anak-anak ikan yang berada didasar kolam," katanya.
Banyak pengunjung yang bertanya tentang ikan tersebut, mengenai jumlah dan apakan ada yang mengambil untuk dikonsumsi.
Menyangkut apakah ikan itu dikonsumsi, Pulung, mengatakan selama ini tidak pernah ada yang berani. "Mungkin takut rasa ikan tersebut sangat enak, sehingga kalau ada yang mencoba pupolasinya akan habis," kilahnya dengan nada bergurau.
Ikan kancara putih yang mirip dengan ikan mas tersebut beratnya ada yang sudah 10 kilogram per ekor. "Tetapi yang biasa diangkat ke permukaan beratnya berkisar antara enam dan delapan kilogram/ekor," katanya.
Cibulan yang lokasinya sekitar tujuh kilometer dari Kuningan, atau sekitar 28 kilometer ke arah Selatan Cirebon tersebut memiliki tiga kolam ikan kancara putih.
Kolam-kolam dengan air bersih dari pegungunan dan dikelilingi pohon-pohon besar tersebut setiap dua minggu sekali dikuras. "Pengurasan paling membutuhkan wakktu sekitar tiga jam. Kolam tersebut tidak pernah kering sepanjang tahun," katanya.
(Y003/M019)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010