Makassar (ANTARA News) - I Wayan Balawan pentolan grup musik Balawan Trio usai penampilaannya di Jazz Fort Rotterdam (JFR) Makassar menyatakan bahwa genre musik tradisional bisa lebih mendunia dari musik modern.

"Genre atau jenis musik tradisional itu bisa lebih mendunia dari musik modern, bahkan musik tradisional yang menggambarkan tentang karakteristik bangsa ini akan mendatangkan keuntungan jika dikembangkan dengan baik," katanya di Makassar, Sabtu malam.

I Wayan yang dijuluki sebagai "si jari dewa" karena kemampuannya memainkan "double neck guitar" itu menantang para generasi muda bangsa untuk bisa lebih mengembangkan bakatnya di bidang musik.

Kemampuan memainkan alat musik dan melakukan improvisasi, kata musisi asal Bali tersebut, bisa menghasilkan sajian musik yang tidak membosankan dan melekat di hati para penikmat musik.

Apalagi jika genre musik tradisional itu dikolaborasi dengan kemampuan yang dimiliki oleh personel band maka akan tercipta suatu paduan musik tradisional modern.

Ia mengatakan jika musisi jangan hanya terpaku dan mengikuti arus perkembangan musik tanah air seperti mengembangkan musik dengan genre poprock, melayu dan pop.

Karena negeri ini mempunyai banyak tradisi dan budaya yang bisa dikembangkan dan bisa menjadi jualan di dunia Internasional.

"Untuk para musisi Makassar kembangkanlah teknik dan improvisasinya dan jangan terpaku hanya pada lagu-lagu seperti poprock dan melayu. Lagu dengan tradisi budaya yang dikemas dengan improvisasi lebih berpotensi mendatangkan keuntungan untuk negeri ini daripada hanya numpang lewat dengan genre musik poprock,"

Hal serupa juga diungkapkan dengan Dwiki Dharmawan yang mengaku jika musik kolaborasi budaya yang ditampilkan Krakatau Band sudah sering menjadi undangan di 30 negara baik Asia, Eropa maupun Amerika.

"Konsep musik tradisional yang dimainkan Krakatau Band sudah mendunia, bahkan penampilan kami pada 2009 lalu di Tongtong Fair, Den Haag, Belanda mendapat apresiasi yang tinggi dari penonton mancanegara," katanya. (MH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010