Kapten Pilot pesawat cassa TNI AU, Kapten Pnb Muhammad Arif di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Minggu, mengatakan operasi pengamanan wilayah udara dan laut di jalur perdagangan tersibuk di dunia itu merupakan patroli regional dalam rangka mempererat hubungan negara tetangga dalam hal pertahanan dan keamanan.
"Di bawah program EiS ini negara peserta akan melaksanakan pesawat patroli maritim (maritime patrol aircraft/MPA) untuk melaksanakan patroli di Selat Malaka dan Singapura sebagai bagian dari usaha untuk mempertinggi keamanan di jalur perairan dan selat itu sendiri," ujarnya.
Menurut dia, operasi "Eyes in the Sky" (EiS) sejak 2005 tersebut dilaksanakan dari 16 sampai 18 Juli 2010.
Operasi tersebut menurut dia, tidak berprasangka kepada posisi dari seluruh negara yang terkait ke semua area yang sedang dipersengketakan atau yang belum ada batasnya.
"Area dari operasi ini akan mencakup internasional dan nasional wilayah udara di atas perairan dari Selat Malaka dan Singapura," katanya menegaskan.
Pejabat Sementara (Pjs.) Kepala Seksi Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan TNI AU Tanjungpinang, Lettu Lek Wardoyo, mengatakan EiS merupakan sistem pengaturan terbuka dengan persetujuan dari tiga negara daerah pesisir, yaitu Malaysia, Indonesia, dan Singapura.
"Beberapa negara lain dapat diundang untuk berpartisipasi dengan dasar sukarela dengan persetujuan dan izin dari ketiga negara tersebut," ujar Wardoyo.
Menurut dia, negara peserta akan menyediakan berturut-turut aset udara untuk melaksanakan operasi yang harus dilengkapi dengan benar.
"Pusat operasi EiS bertanggung jawab kepada jadwal dari penerbangan atau `observer` dan menyebarkan informasi ini ke masing-masing negara yang bersangkutan," katanya menambahkan. (ANT029/D007)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010