Pontianak (ANTARA News) - Dinas Kehewanan dan Peternakan Kota Pontianak, memusnahkan seekor babi yang diduga terinfeksi virus "hog cholera" atau sejenis sampar babi milik seorang warga Gang Pak Majid, Kecamatan Pontianak Kota.

"Babi itu terinfeksi sampar babi sehingga dimusnahkan agar tidak menular kepada hewan lain dan manusia di sekitarnya," kata Kepala Diswanak Kota Pontianak, Aswin Dja`far, Sabtu.

Dijelaskan, pemusnahan babi yang diduga terinfeksi sampar babi itu dengan cara dibakar agar virusnya mati dan tidak menular.

Sementara itu, salah seorang warga Gang Pak Majid, Marsiyah, menyatakan keresahannya karena salah satu warga gang itu melihara babi.

"Anak saya AW saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak, yang hingga kini masih menunggu hasil uji laboratorium," katanya.

Ia berharap babi-babi peliharaan itu dimusnahkan karena masyarakat resah. "Cukup anak saya yang masuk rumah sakit," katanya.

Sebelumnya, Jumat (2/7), De (10), dan Da (8) menjalani perawatan di RSUD Soedarso sejak lima hari lalu, menurut hasil uji laboratorium, menyatakan keduanya positif influenza A (H1N1). Keduanya sebelumnya dikabarkan terduga flu H5N1 (flu burung), namun negatif.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Soedarso Pontianak, Tita Selati Sundari, menyatakan influenza tipe A (H1N1) tidak berbahaya. Jika kondisi pasien bertambah baik, Sabtu (3/7) atau Minggu (4/7), sudah boleh pulang.

"Kedua pasien itu dirawat sejak Senin (28/6) merupakan rujukan dari Puskesmas Pontianak," kata Tita menjelaskan.

Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influenza ini seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita mengalami buang air besar dan muntah-muntah.

Sementara dua pasien lagi yaitu AP (15) dan W (9) yang masuk RSUD Soedarso pada Selasa (29/6), hingga kini hasil uji laboratoriumnya belum keluar.

"Kami masih menunggu hasil uji sampel darahnya. Kalau sudah ada hasil, akan kami sampaikan ke media," kata Tita.

Menurut dia, keempat pasien suspect flu burung itu ditangani oleh dokter spesialis anak, dr. Dedet.

Sebelumnya, RSUD Pontianak juga merawat De (4,8) pasien terduga flu burung. Berdasarkan hasil uji laboratorium pada sampel darah De, negatif flu burung. (*)
(U.A057/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010