Jakarta (ANTARA News) - Henk Ngantung Mantan Gubernur DKI Jakarta 1964-1965 ternyata mengalami hidup susah setelah tidak lagi menjadi gubernur. Henk hingga akhir hayat berserta keluarganya tinggal di sebuah rumah kecil di gang sempit kawasan Cawang, Jakarta Timur.
"Yang saya terima hanya uang pensiun saja sebagai penghargaan sebesar 830 ribu perbulan hingga sekarang, saya pun bertanya tanya dari tahun 80an kenapa pensiun saya gak pernah naik karena dari dulu begitu - begitu saja kan aneh sementara yang lain pada naik," kata Janda Mantan Gubernur DKI Jakarta Evie Ngantung saat di temui ANTARANews di kediamannya.
Evie menjelaskan bahwa dirinya pernah menjual rumah di kawasan Tanah Abang karena sejak suaminya diberhentikan. Ia tidak pernah menerima uang pensiun hingga pada dasawarsa 80 pemerintah menyerahkan uang pensiun yang dirapel. Uang itu digunakan untuk membeli mobil.
Setelah Henk ngantung diberhentikan menjadi Gubernur di tahun 65 secara tiba tiba dan di cap sebagai PKI (Partai Komunis Indonesia), kesusahan hidup mulai mendera kehidupan keluarga Ngantung.
"Yang paling sulit adalah dalam mendidik anak anak ketika ingin masuk ke sekolah selalu di tanya surat bebas G30S dan suratnya harus ada , gimana saya mau mendapatkan surat itu sedangkan saya tidak pernah terlibat," ujar Evie.
Sejak Meninggalnya Henk Ngantung di tahun 1991 Evie berjuang menghidupi empat anaknya hanya dengan mengandalkan hasil penjualan lukisan-lukisan karya Henk Ngantung.
"saya tidak pernah dapat apa-apa dari pemda DKI dan dari pemerintah pun tidak ada, rumah ini saya beli sendiri padahal pak Henk mantan gubernur ibukota mestinya ada penghargaan sedikit tapi nyatanya tidak ada." tutur Evie. (YUD/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010