Padang (ANTARA News) - Istano (istana) Si Lindung Bulan, rumah pusaka dari Keluarga Besar Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung di Kabupaten Tanahdatar, Sumbar, terbakar pada Minggu dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.

Bupati Tanahdatar, M Shadiq Pasdique, ketika dihubungi ANTARA Minggu mengatakan, penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui.

"Pihak Forensik Polri dari Medan segera akan melakukan penelitian penyebab terjadinya kebakaran," kata Shadiq.

Dalam peristiwa kebakaran istana yang merupakan jejak sejarah kerajaan Pagaruyung itu, api meludeskan sebagian bangunan atap dan lantai.

Terkait rencana rehab, bupati mengatakan akan diusahakan secepatnya dengan pewaris sebagai lending sektornya.

Ia mengatakan, Pemkab dan seluruh masyarakat Tanahdatar sangat berduka terhadap kejadian ini, karena istana itu merupakan aset kebanggaan masyarakat Minang.

Terbakarnya Istano Si Lindung ini, merupakan tragedi memilukan bagi orang Minang, setelah terbakarnya Istano Basa Pagaruyung pada 27 Februari 2007. Istano Basa terbakar setelah disambar petir yang meluluh lantakkan semua bangunan tersebut.

"Istano Si Lindung Bulan, sebelumnya difungsikan sebagai pengganti Istano Basa Pagaruyung. Ini merupakan objek kunjungan bagi para turis mancanegara," kata Shadiq.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanahdatar, Alfian Jamrah, peristiwa kebakaran itu baru diketahui masyarakat sekitar pukul 01.15 WIB.

Lima menit berselang, tim pemadam kebakaran Tanahdatar dibantu tim dari Padangpanjang dengan menggunakan enam unit mobil, bergulat melawan api.

Dengan bantuan warga, seperempat jam kemudian api berhasil dijinakkan. Namun demikian, api telah menghanguskan bagian atap, interior yang bernilai tinggi dan dinding bagian belakang.

Dari pengamatan awal, kata Alfian Jamrah, istana yang terbakar bisa direhab, tanpa harus membangun ulang. Bagian depan dan lantai masih bagus, bisa dicat ulang.

"Istano Basa kini tengah dalam pembangunan kembali, dan sudah mendekati penyelesaian 91 persen," kata Alfian.

Istano Basa dan Istano Si Lindung, merupakan bangunan cagar budaya yang cukup dikenal di berbagai belahan dunia. Dua istana ini sebelumnya merupakan salah satu objek wisata budaya yang ramai dikunjungi turis mancanegara.

Selain itu, kedua istana ini sering digunakan untuk tempat upacara adat Minang. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny. Ani Yudhoyono pernah mengikuti upacara adat, menerima gelar adat dari Minangkabau pada 22 September 2006, di Istano Basa Pagaruyung.

Istano Si Lindung Bulan terletak di Melayu Ujung Kapalo Koto atau di Balai Janggo Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar. Istana ini diresmikan pada 21 dan 23 Desember 1989, merupakan pengganti Rumah Tuan Gadih Pagaruyung Istano Silnduang Bulan yang terbakar 3 Agustus 1961.

Nama Si Lindung Bulan adalah nama yang diberikan kepada Istana Raja Pagaruyung setelah dipindahkan dari Ulak Tanjuang Bungo ke Balai Janggo pada tahun 1550 oleh Daulat Yang Dipertuan Raja Gamuyang Sultan Bakilap Alam.

Sultan ini merupakan pemegang jabatan Raja Adat dan Raja Ibadat Pagaruyung.

Pemberian nama Si Linduang Bulan ini sebagai penanda awalnya perhitungan tahun menurut tarikh Islam, sekaligus berlakunya secara resmi hukum syariat Islam di seluruh kerajaan Pagaruyung menggantikan hukum-hukum yang bersumber dari agama Budha Tantrayana.

Istano Si Linduang Bulan ini dibangun kembali pada tahun 1750, karena istana lama telah tua dan mulai runtuh. Pada tahun 1821 Istano Si Linduang Bulan terbakar dalam kecamuk Perang Padri.

Pada tahun 1869 Istano Si Linduang Bulan dibangun lagi oleh Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu kemenakan kandung dari Sultan Tangkal Syariful Alam Bagagar Syah Yang Dipertuan Hitam.

Pada tanggal 3 Agustus 1961 Istano Si Linduang Bulan terbakar lagi. Istano Si Linduang Bulan yang ada sekarang didirikan kembali di tapak Istano yang terbakar pada tahun 1961.

Pembangunannya dimulai pada tahun 1987 dan diresmikan pada tahun 1989.

(O003/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010