London (ANTARA News) - Para Komunitas diplomatik di Jenewa terpukau oleh kain tenun Indonesia dalam acara Asian Women's Circle Luncheon yang digelar di kediaman Wakil Tetap Indonesia/Duta Besar di Jenewa Dian Triansyah Djani di Jenewa.
Kain tenun yang dipamerkan berasal dari berbagai propinsi Indonesia seperti Tenun Alor, Tenun Bugis, Tenun Makassar, Tenun Nusa Tenggara Timur, Sarung Samarinda, Songket Palembang, dan Tapis Lampung, papar Sekretaris Tiga PTRI (Perwakilan Tetap RI) Jenewa, Joannes Tandjung, kepada ANTARA, Jumat.
Joannes mengatakan, berbagai pujian dilontaskan para undangan yang terdiri dari wakil tetap dan duta besar negara-negara kawasan Asia untuk PBB, WTO dan organisasi internasional.
Lista Damayanti Djani, sebagai tuan rumah acara, mengatakan selama ini Indonesia sangat identik dengan batik, namun masyarakat internasional belum banyak mengetahui bahwa Indonesia tidak hanya memiliki batik.
"Untuk itu, kami berusaha memperkenalkan tenun sebagai kain tradisional Indonesia yang tidak kalah cantik dan menawan dibanding batik yang sudah lebih dulu mendunia," kata istri Wakil Tetap RI Dian Triansyah Djani itu.
Lista menyebutkan, kain-kain tenun yang diperagakan itu melambangkan Indonesia sebagai contoh kesatuan dalam keragaman "living example of unity in diversity."
"Meskipun berbeda dari segi motif, namun pembuatan dan pewarnaan alami dari kain-kain tenun tersebut mengikuti pola yang sama dan telah turun temurun dipraktekkan oleh masyarakat tradisional wilayah tertentu," papar Lista.
Usai acara peragaan, para undangan dijamu makan siang dengan menu khas Indonesia seperti sate ayam, ikan bumbu kuning, pepes tahu jamur dan terong balado yang disajikan dalam periuk dan wajan dari gerabah.
Para undangan berasal dari Bahrain, Brunei Darussalam, China, Filipina, Hong Kong SAR, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Laos, Myanmar, Pakistan, Singapura, Thailand, dan Turki.
Selain itu hadirnya juga wakil dari organisasi internasional di Jenewa yang menghadiri Asian Women's Circle Luncheon, diantaranya Fondation Pour Geneve dan media terkenal di Swiss Geneva Prestige Magazine. (*)
U-ZG/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010