Bantahan Hamas itu terungkap dalam pernyataan yang dikeluarkan Minggu. "Fakta bahwa Mahmud al-Mabhuh diikuti para agen Mossad tidak berarti bahwa Hamas disusupi," sebut pernyataan tersebut.
Menurut surat kabar "Al-Ittihad", Kepala Polisi Dubai, Dhahi Khalfan, meminta Hamas melakukan penyelidikan internal guna mengungkap orang yang membocorkan informasi tentang perpindahan dan ketibaan Mabhuh di Dubai kepada pembunuhnya.
Khalfan menyebut pelaku pembocoran itu sebagai "pembunuh yang sesungguhnya".
Berkaitan dengan kasus pembunuhan tokoh Hamas di sebuah hotel di Dubai 20 Januari lalu itu, dua orang Palestina ditahan di Yordania untuk selanjutnya diekstradisi ke Dubai.
Selain mereka, seorang pejabat keamanan Otoritas Palestina di Tepi Barat mengatakan, anggota senior Hamas, Nehru Massud, juga dicurigai terlibat dalam aksi pembunuhan itu.
Massud membantah keterlibatannya dalam membunuh salah seorang pendiri sayap militer Hamas itu.
Hamas sendiri menuduh Israel sebagai pihak yang paling bertanggungjawab dan bertekad untuk melakukan pembalasan.
"Hamas menolak tuduhan adanya infiltrasi (Mossad-red.)". Hamas biasa menyelidiki kasus kejahatan. Untuk itu Hamas berharap dapat bekerja sama dengan kepolisian Dubai, sebut pernyataan itu.
Berkaitan dengan pembunuhan Mabhuh, Suratkabar Inggris, "Sunday Times" melaporkan adanya pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan anggota satu regu penyerang di Markas Besar Mossad.
Pertemuan tersebut berlangsung sebelum para pembunuh bentukan Mossad itu bertolak ke Dubai untuk melakukan aksinya.
Netanyahu disambut Kepala Mossad Meir Dagan di markas besar lembaga itu untuk mendapatkan penjelasan tentang rencana pembunuhan Mahmud al Mabhuh, kata Sunday Times. (R013/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010