"Kami juga sepakat menambah pos gabungan tambahan yang menempatkan tentara kedua negara di Kalimantan Barat. Saat ini, sudah ada lima pos gabungan di mana tentara kedua negara bersama-sama menempati pos itu dan melakukan operasi penjagaan bersama," kata Menhan RI Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers bersama dengan Menhan Malaysia Zahid A Hamidi, di Kuala Lumpur, Kamis.
Lima pos gabungan itu ada di Entikong, Kalimantan Barat, Simanggaris di Kalimantan Timur, Biawak dan Lubuk Antu di Sarawak, dan Seliku di Sabah. Namun letak pos gabungan tambahan masih akan dirundingkan lagi pada tingkat pertemuan tingkat pejabat senior kedua negara nanti.
"Dalam pertemuan GBC ini bukan saja membahas masalah keamanan di perbatasan tapi juga membahas peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi di perbatasan sebagai bagian upaya keterlibatan masyarakat perbatasan dalam mencegah kejabatan di daerah perbatasan," kata Purnomo usai perundingan GBC ke-38.
Dalam kerangka itu ikut pula Sekjen Depdagri Diah Anggraeni dan Dirlantas Ditjen Imigrasi Haryo Sasongko, serta dibahas revisi perjanjian perdagangan lintas batas (BTA) tahun 1970 guna menyesuaikan perkembangan perdagangan lintas batas yang semakin maju.
Revisi BTA (border trade agreement) kini masih dalam tahap penyelesaian di antara kedua menteri perdagangan Indonesia-Malaysia.
Kedua negara bertetangga ini juga setuju meningkatkan peran polisi dalam menangani kegiatan ilegal di perbatasan. POLRI dan PDRM (polisi diraja Malaysia akan melakukan latihan dan operasi bersama maupun terkoordinasi.
"Perundingan ini berjalan sukses dan sangat bagus," kata Purnomo, yang usai perundingan dilanjutkan dengan main golf bersama antara delegasi Indonesia-Malaysia di Kajang, Selangor.
Delegasi Indonesia yang ikut pertemuan GBC ke-38 diantanya Panglima TNI Jend Djoko Santoso, Wapolri Yusuf Manggabarani, Sekjen Mendagri Diah Aggraeni, Sekjen Kementerian Hukum dan HAM Abdul Bari Azed. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010