Buenos Aires (ANTARA News/FP) - Argentina, Rabu, meningkatkan pertikaian dengan Inggris menyangkut pengeboran minyak di Malvinas dengan memerintahkan semua kapal yang menuju ke kepulauan yang disengketakan itu melalui perairannya untuk meminta izin terlebih dulu dari Buenos Aires.

Presiden Argentina Cristina Kirchner menandatangani satu keputusan itu, meningkatkan ketegangan antara Argentina dan Inggris menyangkut kepulauan Las Malvinas, nama Spanyol untuk pulau-pulau tempat kedua negara itu terlibat perang tahun 1982 yang menewaskan hampir 1.000 orang.

"Semua kapal yang ingin bergerak antara pelabuhan-pelabuhan di Argentina dan pelabuhan-pelabuhan di kepulauan Malvinas, atau yang akan memasuki perairan Argentina ketika menuju pulau pulau itu harus mendapat izin," katanya.

Kepala staf Kirchner, Anibal Fernandez menegaskan tindakan itu bertujuan untuk mengawasi dengan ketat kapal-kapal yang mungkin membantu Inggris melakukan operasi-operasi menyelidiki cadangan minyak dan mineral di kepulauan yang oleh Inggris disebut Falkland itu..

Keputusan itu bertujuan untuk mempertahankan "tidak hanya kedaulatan Argentina tetapi juga semua sumber alam " di daerah itu, kata Fernandez dan menambahkan satu komite permanen tingkat pejabat tinggi akan dibentuk untuk mengawasi kapal-kapal .

Argentina melancarkan satu protes terhadap London tentang pengeboran di dasar laut sekitar pulau-pulau yang mengandung sampai 60 miliar barel minyak itu, kata studi-studi geologi di media Inggris.

Sebuah kapal penarik yang menarik alat-alat pembor sumur minyak milik Inggris akan tiba dalam beberapa hari ke depan untuk mulai menyelidiki minyak dan masalah itu sudah menimbulkan ketegangan awal bulan ini ketika Buenos Aires menghalangi satu kapal yang membawa pipa-pipa yang katanya menuju Malvinas.

Pihak berwenang Argentina naik ke kapal "Thor Leader" berbendera asing di pelabuhan Campana, Argentina selatan setelah mengetahui kapal itu membawa kargo pipi-pipa yang digunakan untuk industri miyak dan agaknya menuju Malvinas.

Buenos Aires sangat marah karena London tetap melanggar resolusi-resolusi PBB yang menyerukan kedua negara itu melakukan dialog kembali mengenai kedaulatan Malvinas.

"Kami ingin menegaskan kewajiban untuk menyelesaikan pertikaian antara Inggris dan kami dalam kerangka hukum internasional dan resolusi-resolusi PBB," kata Kirchner, Selasa.

Inggris, Januari menolak klaim terbaru Argentina atas kepulauan yang dikuasai dan didudukinya sejak tahun 1833.

Kantor Kementerian Luar Negeri di London berusaha mengabaikan tindakan terbaru Argentina dalam pertikaian tersebut dengan mengeluarkan satu pernyataan yang lunak,.yang menunjukkan secara jelas tentang sikap resminya.

"Peraturan-peraturan yang menetapkan wilayah perairan Argentina adalah urusan pihak berwenang Argentina. Ini tidak berdampak pada perairan wilayah Kepulauan Malvinas yang dikuasai oleh pihak berwenang pulau itu," kata sebuah pernyataan.

Pernyataan itu mengatakan Argentina dan Inggris adalah "mitra-mitra penting" dan berjanji akan "bekerjasama" menyangkut masalah di Atlantik Selatan, tempat terletak Kepulauan Malvinas.

Buenos Aires mendesak dilakukan penyelesaian sesuai dengan apa yang Inggris setuju bagi Hong Kong sebagai wilayah China.

Inggris dan dan Argentina sama-sama mengklaim kepulauan Malvinas yang meledak menjadi perang tahun 1982 setelah militer Argentina menduduki pulau-pulau itu, dan kalah serta diusir oleh pasukan angkatan laut Inggris.

Perang itu berlangsung 74 hari dan menewaskan 649 tentara Argentina dan 255 serdadu Inggris.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010