Ada 50 warga warga Desa Brabowan, Kecamatan Ngasem, yang menghirup bau busuk gas H2S dari lokasi GOSP (gas oil separation plant) dan sebagian di antaranya mengalami muntah-muntah dan pusing, " kata Ketua Forum Masyarakat Blok Cepu, Supolo, Jumat.
Sampai saat ini masih ada dua warga, Marfuah (45) dan Sikin (43), yang masih menjalani perawatan intensif dengan bantuan oksigen karena menderita keracunan serius. "Lainnya ada 20 warga yang menjalani obat jalan," kata Kapolsek Gayam, Iptu Subarata.
Gas meracuni warga ketika api yang ada di atas flare pit di lokasi GOSP Blok Cepu di Desa Katur, Gayam, dan Begadon, mati.
Menurut Supolo, sejak pagi hari sebenarnya warga sudah mencium bau tidak sedap. Namun, bau betul-betul menyengat setelah api pembakaran di atas flare pit mati.
"Angin ketika itu bertiup ke arah barat menuju Desa Brabowan," katanya.
Diperkirakan, matinya api di flare pit dan munculnya bau tidak sedap berlangsung sekitar 1 jam dan setelah api di flare pit menyala kembali, bau menyengat mirip telur busuk tersebut berangsur hilang.
Menurut Supolo, warga tetap dengan tuntutan semula, meminta kompensasi atas keberadaan GOSP yang sering menimbulkan kecemasan di kalangan warga di sekitarnya, karena seringnya muncul bau tidak sedap.
Menurut Iptu Subarata, polisi masih menyelidiki penyebab matinya api di flare pit yang mengakibatkan menyebarnya bau tidak sedap itu. "Kami masih terus melakukan penyelidikan," katanya menjelaskan.
(Ant/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010