"Panser VAB yang selama ini digunakan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon memang kesiapannya sudah menurun, meski pergantian suku cadang sudah dilaksanakan," kata Asisten Operasi Kasum TNI Mayjen TNI Supiadin ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ditemui usai menghadiri gelar kesiapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB), ia mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi seluruh kesiapan kendaraan tempur panser VAB yang kini masih digunakan Kontingen TNI di Lebanon.
"Dari evaluasi itu, akan terlihat mana yang masih bisa digunakan dan mana yang tidak. Dan itu yang akan kita tarik, diganti dengan yang baru," ujar Supiadin menambahkan.
Ia mengakui, panser VAB yang digunakan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon masih asli buatan Renault, Perancis. "Dari `body` hingga mesin yang digunakan, bukan VAB baru yang diproduksi bersama PT Pindad dan Renault. Jadi, memang tingkat kesiapannya sudah sangat menurun," ujarnya.
Pada 2006, pemerintah Indonesia juga sempat membeli 32 panser VAB dari Renault Truck, Perancis untuk mendukung Konga XXIII-A di Lebanon Selatan. Puluhan kendaraan lapis baja yang dibeli itu memiliki spesifikasi rangka tahun 1997 hingga 2000, tapi menggunakan komponen dan teknologi tercanggih.
Panser itu dibuat tiga jenis, yaitu jenis komando, angkut, dan ambulans yang dilengkapi dengan sistem integrated logistic support (ILS).
Selain itu, pemerintah juga memesan 150 unit panser sejenis dari PT Pindad yang bekerja sama dengan Renault Truck`s pada 2008 yang rencananya sebagian digunakan pula bagi kontingen TNI di Lebanon.
Dari 154 unit yang dipesan, 93 unit diantaranya telah diserahkan PT Pindad kepada Kementrian Pertahanan. Dari jumlah yang diserahkan itu, 13 unit diantaranya akan menggantikan panser VAB milik TNI yang kini digunakan dalam misi perdamaian PBB di Lebanon. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010