Hal ini dikatakan Kepala Balai Pengelolaan DAS Lariang Mamasa, Ir.Rahman, di Mamuju, dalam acara semiloka pengelolaan DAS dan fasilitasi pembentukan forum DAS tingkat provinsi Sulbar, Kamis.
Menurutnya, pemanfaatan alam yang melebihi ambang batas dan tidak terencana dalam konsep keterpaduan telah menimbulkan kerusakan lingkungan sehingga memicu terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan terjadinya kekeringan serta rusaknya wilayah DAS sebagai daerah tangkapan air yang diduga kuat sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana selama ini.
"Rusaknya wilayah DAS sangat berpengaruh terhadap terjadinya musibah sehingga perlu dilakukan pencegahan dini agar tidak terjadi kerusakan lingkungan pada sejumlah DAS," ungkapnya.
Ia menuturkan, kerusakan DAS juga dipercepat dengan peningkatan pemanfaatan sumber daya alam sebagai akibat atas pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor, antar wilayah hulu-hilir.
Rahman menegaskan, sikap egoisme kedaerahan juga akan menambah konfleks pengelolaan DAS yang multi disiplin ilmu dan lintas sektoral untuk melaksanakan pengelolaan DAS secara terpadu dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam mewujudkan pengelolaan DAS terpadu, ujar dia, maka dibutuhkan kesepahaman bersama dalam pengelolaan DAS dan mendorong terbentuknya suatu wadah guna memudahkan untuk komunikasi, konsultasi dan koordinasi dalam rangka memberikan rekomendasi atau masukan kepada pejabat pembuat keputusan tentang kebijakan dalam rangka pengendalian pengelolaan sumber daya alam secara terpadu.
"Pengelolaan DAS secara terpadu akan memberikan solusi pada kegiatan pengendalian dan pengelolaan sumber daya alam kita," tukasnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009