Peresmian Palapa Ring itu ditandai dengan dialog interaktif teleconference Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang ada di Istana Negara Jakarta dengan para pemuka desa dari pelosok Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kalimantan Barat.
Sementara itu Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen kominfo, Gatot S. Dewa Broto, dalam keterangan persnya usai peresmian mengatakan, proyek Palapa Ring ini merupakan sebagian dari ikon unggulan dari program 100 hari Menteri Kominfo Tifatul Sembiring yang peresmiannya langsung dilakukan oleh Presiden RI.
Pihaknya menyatakan kelegaan menyambut diresmikannya megaproyek tersebut mengingat sampai sejauh ini jalan menuju ke arah dimulainya awal pembangunan konkret Palapa Ring penuh ketidakpastian.
"Awalnya adalah rapat kerja antara Menteri Kominfo Sofyan A. Djalil dengan Komisi I DPR-RI pada tanggal 24 Januari 2007, dimana Menkominfo telah menjelaskan secara ringkas tentang konsep jaringan Palapa Ring," katanya.
Jika jaringan Palapa Ring dapat terwujud, setiap ibu kota kabupaten/kota di Indonesia yang berjumlah 440 akan saling terhubung dengan fiber optik yang merupakan jalur telekomunikasi yang paling efisien.
Menurut Gatot, tujuan proyek Palapa Ring adalah untuk membangun dan mengoperasikan jaringan tulang punggung pita lebar nasional yang terdiri dari 7 ring (cincin) serat optik yang mengelilingi pulau-pulau utama di mana 1 ring nasional yang menghubungkan seluruh ring.
Proyek Palapa Ring adalah contoh pertama proyek jaringan infrastruktur fiber optik yang diimplementasikan melalui mekanisme "public-private partnership" (kemitraan pemerintah dan swasta) di Indonesia.
Proyek Palapa Ring pada awalnya dirancang berdasarkan studi kelayakan untuk menentukan desain optimum terkait dengan kondisi trafik telekomunikasi pada masa yang akan datang.
Total panjang serat optik kabel laut itu adalah 35.280 km dan 20.737 km kabel serat optik inland (di daratan). Kebutuhan investasi adalah sebesar 1.517 milyar dolar AS.
"Sekitar 15.000 km kabel serat optik yang ada telah dibangun oleh beberapa operator yakni PT Telkom, PT Excelcomindo, PT Indosat, dan PT Comnet Plus dan diharapkan terintegrasi dengan proyek Palapa Ring," katanya.
Ia menambahkan, kebutuhan serat optik yang masih sangat panjang yang harus segera dibangun menuntut adanya konsep jaringan nasional pita lebar secara komprehensif yang berkapasitas besar, sehingga biaya per Mbps lebih murah serta merupakan jaringan nasional terpadu terintegrasi dengan jaringan eksisting.
"Perkembangan lebih lanjut bahwa desain jaringan dari Palapa Ring akan fleksibel, dimana kelak pelaksana proyek diberikan keleluasaan untuk menentukan desain mana yang paling efisien, sepanjang memenuhi koridor teknis yang akan ditetapkan oleh Pemerintah," katanya.
Hal ini tentu akan berdampak pada biaya pembangunan dan pengoperasian Proyek Palapa Ring ini.
Sejauh ini sudah terdapat 5 calon investor yang secara formal telah menyatakan ketertarikan (dengan menyampaikan letter of intent ) dalam proyek Palapa Ring ini, yaitu: PT. Bakrie Telecom, PT. Wireless Indonesia, PT. Telkom, PT. Aqela Communications, dan PT. Potensi Bumi Sakti.
Di luar 5 calon investor tersebut masih terdapat sekitar sepuluh calon investor lain yang juga cenderung menunjukkan minatnya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009