Blora (ANTARA News) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) masih mengusulkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dijadikan opsi prioritas untuk memenuhi kebutuhan energi listrik jangka panjang di Indonesia.

"Dari sisi suplai energi yang aman dan keberlanjutan kebutuhan energi jangka panjang, maka PLTN tetap dibutuhkan," kata Batan Hudi Hastowo ketika kunjungan kerja bersama rombongan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI Suharna Surapranata di Blora, Rabu.

Selain itu, kata dia, kebutuhan energi listrik pada masa akan datang juga semakin besar.

"Misal, dalam kabinet bersatu dua ini menargetkan tambahan energi setiap tahun 3.000 mega watt (MW). Bisa dibayangkan dalam 10 tahun kebutuhan energinya menjadi dua kali lipat dari kebutuhan sekarang," ujarnya.

Meski demikian, kata dia, pemerintah akan mengembangkan semua sumber energi baru dan terbarukan, seperti geotermal dan sebagainya.

"Tetapi, pengembangan sejumlah sumber energi tersebut tidak akan mampu memenuhi kebutuhan energi di masyarakat. Sehingga, energi nuklir tetap menjadi opsi," ujarnya.

Untuk mendukung rencana pembangunan PLTN tersebut, katanya, pemerintah telah mengambil sejumlah tahapan, di antaranya menyiapkan berbagai tapak yang dimungkinkan bisa dijadikan opsi untuk pembangunan.

"Orientasi kami tidak hanya di Semenanjung Muria, tetapi akan dicari opsi yang lain jika penerimaan masyarakat setempat memang sulit," ujarnya.

Menurut dia, penyiapan tapak di beberapa daerah bukan sebagai pengganti di Semenanjung Muria.

"Kami optimistis, suatu ketika PLTN akan diperlukan semua daerah, mengingat kebutuhan energi di Indonesia semakin bertambah," ujarnya.

"Sebagai contoh, kabinet Indonesia bersatu menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen, maka kebutuhan energi listriknya berkisar 1,5 kali kebutuhan sebelumnya," ujarnya.

Apabila kurang dari 1,5 kali, katanya, akan berdampak pada kondisi perekonomian di tanah air menjadi tidak sulit berkembang karena energi sebagai infrastruktur menjadi kendala.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009