"Selain pasukan, kami juga mengirim sembilan orang perwira untuk meihat secara langsung efektivitas pengiriman pasukan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon," kata Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta, Kamis.
Usai memimpin upacara pemberangkatan 1.125 personel TNI ke Lebanon, ia mengatakan, TNI akan mengevaluasi keikutsertaannya dalam misi perdamaian PBB di Lebanon secara menyeluruh, agar lebih efektif dan efisien.
Djoko menegaskan, keikutsertaan TNI dalam setaip misi perdamaian PBB termasuk di Lebanon Selatan, adalah bagian dari amanat UUD 1945 yang menyatakan, politik luar negeri RI yang bebas aktif, menjaga perdamaian dunia.
Tak hanya itu, keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian dunia adalah salah satu bentuk pelaksanaan UU No34/2004 tentang TNI yang antara lain memiliki tugas pokok operasi militer selain perang, lanjut dia.
"Jadi, keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian PBB tetap dijalankan tanpa mengabaikan keamanan nasional Indonesia. Untuk itu perlu kita evaluasi," kata Panglima TNI.
Indonesia pertama bergabung dalam misi PBB pada 1957, katanya menambahkan.
Sejak 1957 Indonesia telah berpartisipasi dalam 25 misi perdamaian PBB. Dan saat ini, Indonesia tergabung dalam tujuh misi PBB
Djoko mengemukakan, keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB memiliki nilai strategis yakni mempererat kerja sama multilateral untuk penyelesaian konflik.
Selain itu, keterlibatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI/Polri.
Khusus dalam misi PBB di Lebanon, Indonesia merupakan negara yang banyak mengerahkan personel militenya, setelah Perancis dan Italia. Indonesia selain mengirimkan pasukan darat, juga bergabung dalam satuan Tugas Maritim (MTF) UNIFIL. (*)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009