Pacitan, (ANTARA News) - Budaya atau tradisi kejawen di kawasan pesisir selatan Pulau Jawa, khususnya di desa-desa di pesisir pantai Pacitan, Jawa Timur, terancam punah.
Sinyalemen itu disampaikan sejumlah pelaku budaya setempat, Rabu, usai mengikuti ritual acara sedekah bumi dan "genggongan" yang digelar masyarakat pantai di Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan.
"Dulu hampir setiap lingkungan masyarakat memiliki tradisi bersih desa. Tapi sekarang sudah banyak yang meninggalkan," kata Mbah Kasim, 61, Ketua Paguyuban Seni Musik dan Tari Tradisional Kabupaten Pacitan.
Dia lalu mencontohkan pergeseran budaya yang terjadi di Kecamatan Lorog, tempatnya bermukim.
Dikatakannya, dulu saat dia masih kecil hingga remaja, tradisi bersih desa, seperti menjadi ritual "wajib" bagi setiap lingkungan masyarakat.
Hanya satu atau dua lingkungan perkampungan warga saja yang masih mempertahankan tradisi leluhur tersebut. Itupun karena kelompok sepuh (usia lanjut/tua) yang memegang teguh pranata budaya Jawa sebagian masih hidup.
Pandangan serupa juga disuarakan oleh seniman lokal di Kecamatan Lorog, seperti Heri Ganceng dan Ketua Seksi Tari Kabupaten Pacitan, Ki Woto.
Keduanya melihat, pergeseran budaya tidak hanya terjadi di tingkat lingkungan masyarakat saja, tapi sudah merambah individu. Buktinya, tradisi "nyadran" atau memberi sesaji ke makam leluhur ataupun ke tempat-tempat yang dikeramatkan kini sudah tidak banyak ditemui.
Ritual memberi makan atau sesaji pada anggota keluarga yang mengalami kesusahan karena ada keluarganya yang meninggal dunia selama tujuh hari tujuh malam juga sudah tidak banyak dilakukan masyarakat.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009