Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menempati posisi 81 dari 133 negara di dunia soal daya saing pariwisata, demikian hasil survei World Economic Forum pada 2009.

"Posisi daya saing Indonesia pada 2009 ada pada peringkat 81 dari 133 negara," kata Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim, di Jakarta, Minggu.

Indeks daya saing kepariwisataan itu dinilai dari tiga hal yakni kerangka regulasi, infrastruktur dan bisnis, serta sumber daya manusia, budaya, dan alam. Tiga indeks itu kemudian terbagi 14 subindeks yang dinilai.

Firmansyah mengatakan, Indonesia terbilang unggul dari sisi kompetitivitas harga dalam industri pariwisata.

"Namun sayangnya kita menempati peringkat 130 khusus untuk soal lingkungan yang berkelanjutan," katanya.

Secara keseluruhan Indonesia dinilai kurang baik dari sisi kerangka regulasi mulai dari peraturan dan kebijakan, lingkungan, keamanan dan keselamatan, serta kebersihan dan kesehatan. Namun untuk soal prioritas pariwisata, Indonesia berhasil merebut posisi 10 besar.

Terkait infrastruktur dan bisnis, Indonesia menempati posisi di atas 100 dari 133 negara dari sisi kesiapan infrastruktur ICT.

"Indonesia juga menempati ranking di atas 50 untuk soal infrastruktur transportasi udara, infrastruktur transportasi darat, dan infrastruktur transportasi pariwisata," katanya.

Sementara untuk SDM, SDA, dukungan pariwisata, dan sumber daya budaya, posisi Indonesia di bawah 50 dari 133 negara.

Firmansyah berpendapat untuk bisa meningkatkan peringkat Indonesia diperlukan koordinasi seluruh pemangku kepentingan termasuk peran aktif masyarakat.

"Ada tiga strategi destinasi pariwisata yang bisa dikembangkan," katanya. Fokus pertama adalah mengembangkan destinasi pariwisata nasional berdasarkan preferensi dan analisis perilaku serta psikografik pasar.

Fokus kedua adalah mengembangkan destinasi pariwisata berdasarkan potensi, karakteristik, dan keunggulan sumber daya yang dimiliki. Dan fokus yang terakhir adalah mengembangan destinasi dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, serta memberikan manfaat dan keberlanjutan SDA dalam kegiatan kepariwisataan setempat.

Pihaknya juga sedang mengembangkan travel pattern untuk mendorong peningkatan daya saing pariwisata melalui pemetaan dan penataan sumber daya, potensi, diversifikasi, dan diferensiasi produk wisata yang bisa dijadikan nilai paket wisata.

"Pengembangan ini meliputi sirkuit, pola perjalanan, tour itinerary, koridor, etape, jalur, rute, safari, dan pola pengembangan daya tarik wisata baru," demikian Firmansyah Rahim.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009