"Kapal Pelni yang membawa TKI pulang ke kampungnya dari Pelabuhan Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau tidak berlayar mulai 17 September 2009 hingga setelah lebaran, karena itu kami meminta Pemerintah Malaysia tidak memulangkan TKI bermasalah untuk sementara waktu," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang, Said Parman setelah berbuka puasa dengan pers, Sabtu.
Said mengemukakan, jumlah TKI bermasalah yang diusir Pemerintah Malaysia selama bulan suci Ramadhan lebih banyak dibandingkan dengan hari biasanya.
Setiap pekan, semenjak bulan puasa, jumlah TKI bermasalah yang diusir Pemerintah Malaysia mencapai 600 orang dalam sepekan, sementara pada bulan sebelumnya hanya mencapai 400 orang dalam setiap pekan.
"Biasanya, Pemerintah Malaysia hanya dua kali dalam sepekan memulangkan TKI bermasalah ke Indonesia melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, tapi sekarang bisa mencapai empat kali dalam sepekan," ujarnya.
Dia mengemukakan, TKI yang diusir Pemerintah Malaysia tinggal untuk sementara waktu di penampungan Satgas TKI Kota Tanjungpinang. Mereka akan dipulangkan ke kampungnya dengan menggunakan kapal Pelni.
"Namun, kapal Pelni tidak berlayar mulai 16 September 2009," katanya.
Menurut dia, jumlah TKI bermasalah yang diusir Pemerintah Malaysia ke Indonesia melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang tahun 2004 sebanyak 69.081 orang, tahun 2005 sebanyak 10.752 orang, tahun berikutnya 23.907 orang, tahun 2007 sebanyak 34.995 orang, tahun 2008 sebanyak 35.353 orang dan Januari-Agustus 2009 sebanyak 23.340 orang.
"Jumlah TKI bermasalah yang dipulangkan ke Indonesia setiap tahun bertambah banyak," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
apa kalian sed
ar dengan apa yang kalian buat,mungkin tanpa sadar kalian sudah membuat saudara kalian yang jd tki di malaysia menjadi tersiksa.
ingatlah... kami tki amat di rugikan dengan kelakuan kalian semua.
TKI yang diusir merupakan TKI yang bermasalah secara administratif maupun bermasalah dengan hukum aktif di Malaysia.
Menurut saya bukan salah sweeper, yang salah yaitu pemerintah yang tidak dapat menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga untuk mendapatkan gaji 1.2 - 1.5jt/bulan saja mesti bertaruh nyawa ke Malaysia.