"Juga penilaian seimbang terhadap orang-orang dalam jaringan itu yang tewas ditembak polisi," kata Baasyir usai memberikan pengajian di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Minggu.
Ia mengatakan masyarakat boleh tidak setuju dengan langkah mereka yang memilih untuk mengebom kedua hotel tersebut, namun masyarakat harus adil dalam menilai mereka.
Menurut dia, pengeboman di kedua hotel berkelas internasional itu tidak tepat, karena dilakukan di daerah yang tidak sedang berperang melawan kebatilan.
"Dalam pendapat pribadi saya, pengeboman bisa dilakukan di tempat-tempat yang sedang berperang seperti Irak, maupun Afghanistan, tetapi bukan di Indonesia," katanya.
Namun demikian, Baasyir menegaskan orang-orang yang meninggal dunia itu melakukan perbuatannya bukan didasari niat untuk mencari keuntungan pribadi seperti mendapatkan uang.
"Mereka sudah sanggup mengorbankan nyawa, sehingga tidak mungkin jika mereka hanya berniat untuk mencari keuntungan," katanya.
Ia mengatakan untuk memerangi kebatilan dan menegakkan ajaran Islam di Indonesia bisa dilakukan dengan dakwah, bukan dengan senjata seperti bom.
Sebelumnya, pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ichlasul Amal mengatakan perlu adanya pengetahuan yang lengkap dan jelas mengenai cara-cara yang digunakan oleh jaringan terorisme dalam merekrut anggota.
Pengetahuan tentang bagaimana cara jaringan terorisme seperti Noordin M Top merekrut anggotanya, menurut dia penting diketahui untuk mengeliminasi dampak yang ditimbulkan.
Sebab, menurut dia, selama ini fokus pemerintah untuk menyelesaikan masalah terorisme di Indonesia belum kongkret. (*)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
anti agama bukan berarti tak percaya Tuhan,
maksud gue agama yg menyembah batu, kalau mau gue sebutin secara rinci kagak muat kolomnya.
Mending ente buka di FFI (faith freedom Indonesia) search aja demikian.
Kita bisa belajar sama-sama baik ilmu2 pengetahuan maupun ilmu2 keTuhanan
itung2 ngangsu kawruh ngertos sampeyan?.
Kalau di depan umum berbicara baik baik.Kalau dilingkungannya bicaranya sudah berbalik 180 drajat
Si Tua Gila ini sewaktu-waktu bisa menyulut Emosional para santri2 yg Fundamentalist.
Isi ceramahnya juga nggak bermanfaat sama sekali,hanya provokator dan ingin mewujudkan NII makanya si Tua itu getol menyebarkan UU syariat.
Sangat Dangerous
Mengingat Bangsa Indonesia yg rata2 Non Education & Low Education.
Baasyir