Jakarta (ANTARA News) - Indonesia sampai saat ini masih menjadi tujuan wisata favorit turis Malaysia, demikian Executive Director Bloomingdale Worldwide Partners Yann Razal di Kuala Lumpur, Sabtu.
.
"Sampai saat ini, Indonesia masih menjadi destinasi yang paling favorit bagi warga Malaysia," katanya sambil mengatakan, warga Malaysia melihat Indonesia memiliki situs wisata yang beragam.
Razal mencontohkan, segmen ibu rumah tangga di negaranya rata-rata memfavoritkan Bandung sebagai kota tujuan wisata belanja. "Ibu-ibu di sini kalau mendengar kota Bandung mereka tergila-gila karena ingin belanja," katanya.
Selain itu, ada segmen lain yang memfavoritkan Bali, Yogyakarta, Medan, dan kota-kota lain Indonesia.
Sementara itu, Marketing Executive Visit Indonesia Tourism Office (VITO), S. Hafizi Radzali, mengatakan, warga Malaysia tidak terlampau peduli dengan segala hal yang terjadi di Indonesia.
"Kalau mereka memang ingin pergi ke Indonesia, mereka akan pergi, meskipun pernah ada konflik di Ambalat, Manohara, hingga Noordin M. Top," katanya.
Pihaknya yang menjembatani promosi pariwisata Indonesia di Malaysia menilai potensi wisatawan Malaysia untuk berkunjung ke Indonesia masih sangat besar.
Bahkan pasca-peledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu, 99 persen wisman yang sudah reservasi untuk berkunjung ke Indonesia tidak membatalkan perjalanannya.
"Sekitar 99 persen tetap melanjutkan, eskipun ada satu dua yang membatalkan," katanya.
Sampai 2008, Malaysia menjadi negara kedua terbesar setelah Singapura yang menyumbangkan jumlah kedatangan wisman ke Indonesia. Pada 2008 sekitar 815 ribu wisman asal Malaysia bertandang ke tanah air.
Tahun ini, ditargetkan jumlah tersebut bertambah hingga sekurang-kurangnya 900 ribu hingga 1,2 juta wisman.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menganggarkan dana Rp30 miliar hingga tutup tahun 2009 khusus untuk mendongkrak jumlah kedatangan wisman asal Malaysia ke Indonesia. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Matapelajaran sejarah dan kesusasteraan membuatkan kami ingin belajar tentang asal-usul diri. Kegawatan dewasa ini membuatkan kami keliru terutama yang masih mempunyai hubungan kekeluargaan yang masih akrab...
Berhati-hatilah terhadap opurtunis yang mengambil peluang dari kegawatan ini.