Pidie (ANTARA News) - Proses evakuasi korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya paling terberat selama 10 tahun bertugas sebagai tim penyelamat, kata seorang petugas Basarnas Sigli Safrizal.

"Beratnya banyak korban yang tertimpa bangunan," katanya menceritakan pengalaman menyelamatkan korban gempa tersebut kepada Antara di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Jumat (9/12) malam.

Dirinya jatuh bangun membongkar bangunan rumah toko yang luluh lantak dihajar gempa tektonik berkekuatan 6,7 skala Richter (SR) di kedalaman 10 kilometer tersebut.

Yang paling berat dalam bencana itu, harus membongkar bangunan karena selama ini saya bertugas kebanyakan korban musibah di laut, katanya.

Ia menceritakan bagaimana dirinya bersama tim banyak kendala untuk memasuki Meureudu karena di tengah jalan harus membantu korban yang tertimpa bangunan lainnya.

Saya mendapatkan perintah ke Meureudu tapi di tengah jalan harus mengevakuasi korban di daerah Ulee Glee, katanya.

Akhirnya, kata dia, timnya menemukan empat korban selamat di reruntuhan ruko warung kopi dan enam meninggal.

Korban selamat itu ditemukan di celah-celah reruntuhan setelah sekitar tujuh jam bertahan untuk hidup, katanya.

"Demi tugas saya siap membantu dan ditugaskan dimana saja untuk membantu korban bencana alam, jadi soal rasa ngeri mengangkat korban meninggal sudah tidak ada lagi," katanya.

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016