Bogor (ANTARA News) - Kesuksesan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, menjuarai MotoGP 2016 disebut-sebut banyak pengamat sebagai buah dari perubahan mentalitas yang ditunjukkan pebalap berusia 23 tahun itu.

Lantas, siapa sosok yang paling berperan dalam perubahan mentalitas Marquez?

"Soal perubahan mentalitas, sejujurnya (Shuhei) Nakamoto adalah salah satu orang yang paling sering mendorong saya," aku Marquez dalam konferensi pers disela kunjungan ke Indonesia di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Nakamoto, merupakan Wakil Presiden Honda Racing Corporation (HRC), sebuah divisi di Honda Motor Company yang didapuk mengurusi seluk beluk keikutsertaan pabrikan Jepang itu di ajang-ajang balap sepeda motor sekaligus pengembangan teknologi-teknologi teranyar yang bakal menunjang joki-joki mereka di atas lintasan pacu.

Pria kelahiran Perfektur Tottori pada 29 April 1957 itu telah bergabung HRC sejak 1983, hanya setahun setelah divisi itu dibentuk.

Kecemerlangan Nakamoto terlihat dengan ditunjuknya ia sebagai pemimpin proyek pengembangan mesin balap Honda RS125 dan RS250 tak lebih dari setahun setelah bergabung.

Tak berhenti di roda dua, pada tahun 2000 Nakamoto juga dipercaya menjadi bagian pengembangan proyek Honda untuk balap roda empat Formula Satu (F1), meski kemudian ia mengundurkan diri setelah delapan tahun dan kembali berlabuh ke HRC menduduki jabatan Wakil Presiden sekaligus Prinsipal tim Repsol Honda.

"Dorongan dari Nakamoto cukup membantu saya untuk berubah," kata Marquez.

Marquez mungkin akan kehilangan sosok Nakamoto, yang akhir musim ini akan pensiun. Bahkan, pebalap bernomor motor 93 itu mempersembahkan gelar Juara MotoGP ketiganya yang diraih di Sirkuit Motegi, Jepang, dua pekan lalu sebagai hadiah perpisahan untuk Nakamoto.

Meski menyebut nama Nakamoto secara spesifik, Marquez tidak melupakan sumbangsih seluruh anggota timnya yang banyak membantu langkahnya mengarungi musim balap 2016 dengan cukup mulus dan baru gagal menyelesaikan lomba pada MotoGP Australia alias seri ke-16, akhir pekan lalu.

"Seluruh tim saya berperan. Sebagai pebalap muda saya masih perlu belajar banyak hal. Yang terpenting adalah ketika Anda melakukan kesalahan Anda mau menerima hal itu dan belajar memperbaikinya serta tidak mengulanginya lagi," kata Marquez.

Perubahan mentalitas mengantarkan Marquez hanya lima kali gagal naik podium dari 16 kali balapan yang telah dilakoninya.

Marquez menjadi juara di Jepang, setelah menjadi yang tercepat ditambah faktor lain yakni terjatuhnya duo pebalap Movistar Yamaha yang membayangi posisinya di klasemen pebalap, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.

Saat ini Marquez telah mengantongi 273 poin dengan dua seri tersisa.

"Tahun ini memang saya diminta dan berusaha mengubah mentalitas, dengan menyelesaikan lebih banyak lomba dan tampil lebih konsisten. Sejauh ini itu berjalan dengan baik. Namun, memang masih ada beberapa kesalahan, makanya tentu ada hal-hal yang harus ditingkatkan," pungkas pebalap berkebangsaan Spanyol itu.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016