Manokwari (ANTARA News) - Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Papua Barat, optimistis mencetak tenaga dokter berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dokter di daerah tersebut.

Rektor Unipa Jakop Manusawai di Manokwari, Kamis, mengatakan, keberadaan fakultas tersebut belum cukup lama. Namun perekrutan calon mahasiswa khusus untuk fakultas ini berstandar Universitas Indonesia (UI).

Dia menyebutkan, untuk mengelola fakultas kedokteran satu-satunya di Papua Barat, Unipa bekerjasama dengan UI. Seluruh pengembangan fakultas yang ditempatkan di Sorong ini sepenuhnya dalam kendali UI.

"Kerja sama dengan UI ini akan berlangsung selama lima tahun. Bentukan kualitas kampus dari kurikulum hingga dosen yang mengajar di kampus tersebut sepenuhnya menggunakan sumber daya dari UI," kata dia.

Dia menjelaskan, setelah kontrak kerja sama lima tahun berakhir pihaknya akan melakukan evaluasi. Pihaknya berharap selanjutnya Unipa dapat mengelola fakultas tersebut secara mandiri.

Untuk mengelola fakultas itu secara mandiri, ujarnya, ada beberapa kendala terutama menyangkut tenaga pengajar. Kebijakan moratorium penerimaan pegawai negeri sipil belum dicabut, hal ini akan berdampak terhadap pengisian dosen di fakultas tersebut.

Menyusul kebijakan tersebut, pihaknya akan berjuang agar presiden memberikan kelonggaran bagi Unipa dan Uncen. Ia tak ingin kebijakan tersebut berdampak terhadap upaya menciptakan sumber daya manusia di daerah.

"Pada tahun 2018 nanti mahasiswa angkatan pertama akan melaksanakan wisuda. Untuk menjadi dokter umum itu butuh enam tahun, empat tahun untuk sarjana kedokteran, dua tahun koas, setelah itu sertifikat dokternya keluar," kata dia.

Dia menjelaskan, kehadiran fakultas ini sangat dibutuhkan untuk menjawab persoalan keterbatasan dokter terutama di daerah-daerah pedalaman. Sejauh ini antusiasme anak-anak asli Papua pun cukup tinggi.

"Namun mereka kesulitan mengenai biaya, kami berharap peran pemerintah daerah. Mencetak putra-putri daerah lebih baik, karena mereka lebih mudah menyesuaikan diri jika bertugas di daerah pedalaman Papua," kata dia lagi.

Pewarta: Toyiban
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016