Den Haag (ANTARA News) - Belanda akan bekerja sama dengan Turki untuk menghentikan pengungsi pergi ke Eropa, kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Rabu (10/2), setelah pertemuan dengan PM Turki Ahmet Davutoglu yang sedang berkunjung.

Upaya Turki memiliki "dampak besar" dalam menurunkan arus pengungsi dalam beberapa hari belakangan ini, kata Rutte.

Turki, yang sudah menampung lebih dari dua juta pengungsi Suriah, menunjukkan negara itu akan terus menyediakan tempat penampungan, lapor Xinhua.

Sebagai imbalannya, Uni Eropa (UE) telah menjanjikan tiga miliar euro (sebanyak 3,4 miliar dolar AS) untuk membantu memperbaiki kondisi pengungsi, dan memberi konsesi politik kepada Turki, termasuk mengurangi pembatasan visa dan mempercepat proses keanggotaan Turki di UE.

Sejak pekan lalu, Turki telah meminta pengungsi Suriah ditampung di Suriah dan hanya diperkenankan menyeberangi perbatasan ketika ada keperluan medis. Puluhan ribu orang Suriah yang kehilangan tempat tinggal telah menetap di satu kamp yang didirikan oleh Turki di wilayah perbatasan Suriah.

Davutoglu mengatakan Turki akan menerima pengungsi Suriah, tapi sebagai prioritas, Turki akan membangun kamp baru untuk menampung orang Suriah di dalam perbatasan Suriah.

Rutte menyatakan ia memahami kebijakan tersebut. "Kami akan mengirim uang ... untuk meningkatkan keadaan."

Jika NATO dikerahkan untuk memantau arus pengungsi dengan biaya Turki, Rutte mengatakan Belanda akan bersedia memberi sumbangan buat gagasan itu serta untuk organisasi pengawas perbatasan Eropa, Frontex.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016