Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi Rp13.293 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.321 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa mata uang rupiah kembali bergerak menguat terhadap dolar AS setelah mengalami koreksi pada perdagangan awal pekan kemarin (Senin, 6/7) akibat hasil referendum Yunani yang menolak penawaran kelanjutan dana talangan.

"Tekanan jual cenderung mulai mereda, dan dampak hasil referendum Yunani itu relatif tidak terlalu buruk sehingga sesuai dengan dugaan bahwa krisis utang Yunani hanya berdampak temporer terhadap Indonesia," katanya.

Ia memprediksi bahwa penguatan mata uang rupiah diperkirakan masih akan terbatas menyusul masih adanya sebagian pelaku pasar uang yang khawatir terhadap krisis utang Yunani.

"Bank Indonesia juga siap melakukan intervensi terhadap pasar uang jika mata uang mengalami tekanan secara berlebihan," katanya.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa adanya revisi kebijakan makropudensial dengan kembali melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) dan Loan to Funding Ratio (LFR) dapat mendorong pertumbuhan kredit industri perbankan khususnya ke sektor-sektor produktif.

"Adanya harapan positif dari kebijakan itu diharapkan dapat menopang mata uang rupiah ke depan," katanya.

Ia mengatakan bahwa laju rupiah juga masih dapat bertahan di area positif meski tipis menyusul optimisme pelaku pasar keuangan di dalam negeri terhadap perekonomian Indonesia pada kuartal kedua tahun ini lebih baik dari periode sebelumnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015