Washington (ANTARA News) - Dibenci di Yunani dan disikat oleh Eropa, Dana Moneter Internasional (IMF) mendekati putaran berikutnya negosiasi utang Yunani dengan posisi yang pelik.

IMF diminta untuk berkompromi, namun juga ditekan untuk bisa menarik miliaran euro dana yang telah dipinjamkannya ke Yunani.

Badan keuangan dunia ini harus menunggu 24 jam untuk bereaksi terhadap hasil referendum Yunani Minggu yang hasilnya mayoritas besar rakyat Yunani menolak bailout dari kreditor asingnya.

Akhirnya IMF menyatakan tak akan mengirimkan wakilnya dalam pertemuan zona euro Selasa ini yang akan membicarakan langkah-langkah selanjutnya menyangkut krisis Yunani.

"Kami terus memonitor situasi dan siap membantu Yunani jika diminta melakukan itu," kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dalam bahasa aman seperti dikutip AFP.

Masalahnya, belum jelas benar Eropa akan meminta bantuan IMF karena pada dua program bailout terdahulu yang diinisiasi IMF bersama Komisi Eropa dan Bank Sentral Eropa, malah membuat pemerintah Yunani memangkas belanjanya.

Di luar perkiraan pula, syarat pengetatan anggaran dari bailout itu malah membuat perekonomian Yunani berkontraksi 25 persen selama lima tahun.

Akibatnya, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menyebut IMF memiliki "pertanggungjawaban kriminal" atas krisis utang Yunani.

Kamis pekan lalu IMF malah mengeluarkan prediksi bahwa perekonomian Yunani akan tumbuh nol persen tahun ini dan merekomendasikan Eropa menstabilitasi negara ini sampai 2018 dengan bantuan 36 miliar euro.  Proposal ini membuat Eropa terganggu, terutama Jerman.

Kemampuan IMF menekan Athena menjadi terbatas sejak Yunani dinyatakan default (gagal bayar) cicilan utangnya 1,5 miliar euro pekan lalu, kata Susan Schadler, mantan wakil direktur IMF urusan Eropa.

IMF disebut telah lari dari tanggung jawab dengan melimpahkan masalah krisis keuangan Yunani kepada Eropa.

"IMF ada pada posisi yang canggung," kata Ken Rogoff, mantan kepala ekonom IMF. "Mereka berusaha menavigasi dan mengemudikan segalanya ke tangan Eropa."


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015