Paris (ANTARA News) - Apa yang akan terjadi setelah referendum Yunani esok Minggu mengenai syarat-syarat bailout internasional? Bagaimana reaksi yang akan diambil kreditor-kreditor negara itu? Apa opsi-opsi yang dimiliki pemerintah Yunani?

Berikut adalah beberapa skenario bagaimana krisis akan berkembang, dikutip dari AFP.

SKENARIO  "YA"

Bagi pemerintah kiri radikal Syriza yang telah menyeru Yunani untuk menyuarakan kata "Tidak", kemenangan pemilih "Ya" akan berarti penolakan rakyat terhadap mandat mereka. Namun akankah pemerintahan ini jatuh? Menteri Keuangan Yanis Varoufakis sudah tegas menyatakan akan mundur jika pemilih "Ya" yang memenangi referendum ini. Tetapi Perdana Menteri Alexis Tsipras belum jelas benar mengatakan apa yang akan dilakukannya nanti.

Jika pemerintah jatuh ada dua kemungkinan jalan keluar. Yang pertama adalah membentuk pemerintah kesatuan nasional yang didasarkan pada komposisi parlemen saat ini. Ini akan sulit karena tajamnya perbedaan antara kubu oposisi konservatif dengan Syriza.

Jika tak berhasil, maka akan diadakan Pemilu dini. Ini dapat terjadi paling cepat 30 hari. Dan hasilnya sudah pasti dimenangkan Syriza. "Tsipras akan menang kembali," kata Henrik Enderlein, ketua Institut Jacques Delors di Berlin.

Bagi Yunani, yang menerapkan pengawasan lalu lintas modal karena bank-bank mengalami krisis likuiditas, masa tidak menentu yang semakin lama akan sangat sulit dikelola. Athena, yang harus membayar utangnya sebesar 1,5 miliar euro kepada IMF, juga harus membayar kembali 2 miliar euro obligasi T-bill pada Jumat. Itu lebih kecil dibandingkan kewajiban lain membayar 3,5 miliar euro kepada Bank Sentral Eropa (ECB) pada 20 Juli.

"Sekalipun pemilih 'Ya' menang, Yunani tetap bermasalah," kata Agnes Benassy-Quere dari Paris School of Economics.

ECB sampai kini menopang bank-bank Yunani dengan pinjaman Bantuan Likuiditas Darurat (ELA). Jika Yunani dinyatakan gagal membayar (default) utang-utangnya, ECB akan kesulitan melanjutkan bantuannya kepada bank-bank itu, khususnya jika tidak ada kesepakatan bailout baru yang ditandatangani.

"Ini adalah situasi yang mendesak, namun politik bekerja pada kecepatan yang berbeda dari ekonomi," kata Olivier Passet, ekonom pada lembaga konsultansi Xerfi.

Dia mengatakan mendapatkan persetujuan akhir dari parlemen Eropa yang diperlukan untuk lampu hijau bagi kesepakatan apa pun, akan memerlukan waktu berpekan-pekan. Parlemen Jerman Bundestag, yang tengah reses musim panas, perlu dipanggil untuk memberi mandat negosiasi kepada pemerintah.

Passet mengatakan bahwa "solusi teknis perlu ditemukan pada interval waktu itu" sehingga pemerintah bisa mencicil utangnya dan perekonomian tetap berjalan. Dia menilai pengawasan modal hanya bisa dicabut dalam beberapa tahap.

SKENARIO "TIDAK"

Banyak analis yang yakin bahwa kemenengan pemberi suara "Tidak" akan mengantarkan Yunani kepada teritori "tidak terpetakan". Ketika perekonomian Yunani menghadapi risiko bergejolak, banyak orang tergantung kepada reaksi kreditor-kreditor Yunani.

"Dalam kasus 'Tidak', situasi akan lebih rumit lagi," kata Passet."Tsipras akan semakin kuat, krisis politik di Yunani akan semakin memburuk."

Tsipras telah mengatakan suara "Tidak" akan memperkuat posisi tawar Yunani, namun itu membuka pertanyaan apakah para kreditor Yunani mau membuka lagi pintu negosiasi.

Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker sepertinya sudah mengecualikan suara "Tidak" dengan menyatakan suara "Tidak" berarti "Tidak untuk Eropa".

Retak seperti itu akan mempersulit ECB dalam melanjutkan menopang bank-bank Yunani. Jika ECB menangguhkan bantuan, maka perbankan Yunani akan ambruk.

Pemerintah Yunani akan berusaha menyelamatkan bank-bank dengan menerbitkan mata uang paralel untuk merekapitasasi perbankannya itu. IOU (pernyataan berutang) semacam itu bisa juga digunakan untuk membayar gaji pegawai dan dengan cepat dipakai di seluruh sistem perekonomuian jika akses ke euro dalam rekening-rekening bank tetap terbatas.

Namun pola sementara ini bisa dengan cepat kehilangan nilainya dan inflasi tinggi dapat menyapu perekonomian negara itu. Dan ini mungkin akan makin menyengsarakan rakyat.

Pengembangan semacam itu akan sama dengan keluar dari euro, sekalipun Yunani tidak menyatakan niatnya meninggalkan euro. Tak ada mekanisme yang secara resmi mengeluarkan Yunani dari euro.

Tapi akankah Eropa hanya diam dan tidak melakukan apa-apa?

Vivien Pertusot dari Institut Hubungan Internasional Prancis mengatakan sepertinya itu sangat tidak mungkin terjadi mengingat ekonomi dan politik berpotensi merusak euro.

Varoufakis mengatakan yakin bahwa "tak peduli suara 'Ya' atau 'Tidak', kesepakatan ada di tengah-tengah." 

Ketika para pejabat Eropa mendebatkan soal ini, mereka sebenarnya berkeinginan berbicara dengan Athena sekalipun yang menang adalah penyuara "Tidak".

Keluar dari euro akan berarti Eropa tidak punya harapan menarik lagi dana tunai bailout yang sudah diberikan kepada Yunani.

Para kreditor resmi kini menguasai 80 persen utang Yunani yang mencapai 300 miliar euro.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015